Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

1.500 Orang Ditangkap dalam Kerusuhan Prancis

Ilustrasi Paris, Prancis (ANTARA FOTO/Christophe Ena/Pool via REUTERS)

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin menyebutkan setidaknya ada 471 orang yang ditangkap sehubungan dengan pecahnya protes di pinggiran kota Paris, Prancis.

“Sebelumnya kami sudah menangkap 900-an orang. Saat ini, jauh lebih tenang yang dirasakan di Paris,” kata Darmanin, dikutip dari BBC, Sabtu (1/7/2023).

Namun, kekacauan masih dilaporkan terjadi di kota-kota lain termausk Marseille, di mana 87 orang telah ditangkap. Wali kota Marseille bahkan meminta kepada pemerintah agar pasukan tambahan segera dikirim.

Kerusuhan pecah di pinggiran kota Paris akibat polisi menembak satu remaja berusia 17 tahun bernama Nahel M. Ia ditembak dari jarak dekat oleh polisi, pada pekan ini.

1. Kerusuhan di Prancis meluas ke Belgia

Sementara itu, kerusuhan di Prancis ini juga dilaporkan mulai meluas ke Belgia, yang berbatasan darat langsung dengan Prancis. Setidaknya ada 100 orang yang ditangkap di ibu kota Brussel, kemarin. Selain itu, 30 orang juga ditangkap di kota Liege.

Kereta antarkota dan tram dalam negeri di Prancis juga dihentikan operasinya, termasuk bus dan tram lintas batas dari Jenewa, Swiss. Pemerintah Prancis meminta semua moda transportasi umum dihentikan operasinya di malam hari, sejak pukul 21.00.

2. Kronologi terjadinya demo besar-besaran di Prancis

Demonstrasi ini berawal dari penembakan polisi terhadap seorang remaja berusia 17 tahun bernama Nahel M. Awalnya, Nahel diduga melanggar peraturan lalu lintas di Nanterre pada Selasa (27/6/2023) lalu.

Dua polisi dilaporkan berusaha menghentikan kendaraan Nahel dan salah satu dari mereka mengarahkan senjata. Polisi tersebut lantas menembak Nahel dari jarak dekat saat ia mencoba pergi. Kondisi ini membuat publik Prancis marah karena aksi sembrono dari polisi tersebut.

Nahel dilaporkan mengendarai mobil dengan plat nomor Polandia dengan membawa dua penumpang. Menurut ketentuan Prancis, usia 17 tahun disebut terlalu muda untuk memiliki SIM.

Usai berita penembakan itu tersebar ke seluruh negeri, pecahlah protes dari masyarakat malam itu juga. Pemerintah lantas mengerahkan 45 ribu petugas polisi untuk menghadang ribuan pedemo.

3. Presiden Macron gelar rapat darurat

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (twitter.com/Emmanuel Macron)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan rapat keamanan darurat pada Kamis (29/6/2023) akibat kerusuhan pecah di Prancis.Pertemuan darurat itu bertujuan mengamankan titik-titik yang memanas.

"Tindakan-tindakan ini sama sekali tidak dapat dibenarkan," kata Macron, menanggapi penembakan itu. Macron juga mengupayakan agar dalam beberapa hari ke depan kesepakatan dan stabilitas dapat tercapai. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Eddy Rusmanto
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us