56 Anak Korban Eksploitasi Seksual di Afrika Barat Ditolong Interpol

Jakarta, IDN Times - Interpol berhasil menyelamatkan 90 orang korban perdagangan manusia dan eksploitasi anak di Afrika Barat, tepatnya di Benin, Burkina Faso, Pantai Gading, dan Togo. Selain korban, Interpol juga berhasil meringkus 15 orang terduga pelaku perdagangan manusia tersebut.
Diketahui, dari 90 orang korban 56 di antaranya merupakan anak-anak di bawah umur. Anak-anak tersebut menjadi korban eksploitasi seksual dan pekerja paksa di tambang emas, pasar terbuka, dan pengaturan rumah tangga.
1. Detail operasi penyelamatan

Di Benin, pihak berwenang berhasil menyelamatkan empat orang anak di bawah umur dari kerja paksa di pasar Dantokpa yang berlokasi di Cotonou. Pasar Dantokpa ini merupakan pasar terbuka paling besar di Afrika Barat.
Kemudian di Togo, seorang warga negara Nigera dicegat dalam perjalanan ke Mali ditemani lima wanita, termasuk tiga anak di bawah umur. Diketahui dari telepon genggam milik warga Nigeria tersebut, meskipun para korban direkrut untuk bekerja di salon rambut tetapi kenyataannya mereka akan dipekerjakan di klub malam dengan tujuan eksploitasi seksual.
2. Di Pantai Gading ada 35 korban teridentifikasi

Selanjutnya di Pantai Gading, pihak berwenang melakukan beberapa penggerebekan dan pemeriksaan kendaraan di jalur-jalur utama. Salah satu pemeriksaan mengarah pada identifikasi 35 korban, termasuk delapan anak di bawah umur yang ditemani oleh tersangka perdagangan manusia.
Lalu di Burkina Faso, sebanyak 10 orang anak di bawah umur diidentifikasi ketika mereka dalam perjalanan ke tambang emas ilegal, tempat di mana mereka dijanjikan pekerjaan dan majikan mereka diringkus.
3. Korban langsung diberi perawatan
Untuk memastikan penanganan yang tepat, layanan sosial dan organisasi non-pemerintah diindentifikasi dan diintegrasikan ke dalam rencana operasional masing-masing negara.
Para korban yang berhasil diselamatkan tersebut, dibawa untuk perawatan dan wawancara lebih lanjut.