9 Orang Tewas akibat Serangan Militan di Gedung Pengadilan Iran

Jakarta, IDN Times - Sekelompok pria bersenjata menyerang gedung pengadilan di provinsi Sistan-Baluchestan, Iran tenggara, pada Sabtu (26/7/2025). Sedikitnya 9 orang tewas dan 22 lainnya terluka.
Kantor berita IRNA melaporkan, serangan tersebut menargetkan gedung pengadilan di Zahedan, ibu kota Sistan-Baluchestan. Wakil komandan kepolisian provinsi, Alireza Daliri, mengatakan bahwa para penyerang memasuki gedung dengan menyamar sebagai pengunjung. Mereka kemudian melemparkan sebuah granat ke dalamnya, hingga menyebabkan beberapa orang meninggal.
Korban tewas terdiri dari sedikitnya enam warga sipil, termasuk seorang ibu dan anak, dan tiga penyerang. Para pelaku tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan usai serangan tersebut. Beberapa korban luka juga dilaporkan kritis dan telah dilarikan ke rumah sakit.
1. Kelompok Jaish al-Adl mengaku sebagai dalang serangan
Kelompok hak asasi manusia Baluch, HAALVSH, mengatakan bahwa sejumlah staf pengadilan dan personel keamanan tewas atau terluka ketika para penyerang menyerbu ruang hakim. Situs berita pengadilan Iran, Mizan Online, menyebut peristiwa itu sebagai serangan teroris.
Dalam pernyataan di Telegram, kelompok bersenjata Jaish al-Adl mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mendesak warga sipil untuk meninggalkan area tersebut demi keselamatan mereka.
Dilansir dari The Guardian, Deliri menyebut Jaish al-Adl berafiliasi dengan Zionis, yang merujuk pada Israel. Ia mengatakan bahwa hanya tiga militan yang terlibat dalam serangan pada Sabtu, dan mengklaim bahwa mereka mengenakan sabuk bom bunuh diri yang tidak sempat diledakkan.
2. Sekilas tentang Jaish al-Adl
Jaish al-Adl, yang sebagian besar beranggotakan etnis Baloch, dikenal kerap melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan Iran. Muncul pada 2012, kelompok ini bertujuan memperjuangkan hak yang lebih besar dan kemerdekaan bagi masyarakat Baloch di Iran. Otoritas Iran sendiri telah menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.
Pada Desember 2023, Jaish al-Adl menyerang kantor polisi di Sistan-Baluchestan dan membunuh 11 orang. Serangan berikutnya terhadap penjaga perbatasan Iran pada Januari 2024 mendorong Teheran melancarkan serangan ke wilayah Pakistan, dengan dalih menargetkan anggota Jaish al-Adl yang beroperasi di negara tetangga itu.
Pemerintah Iran menuduh gerakan pemberontakan tersebut menerima pendanaan dari aktor asing dan terlibat dalam aktivitas penyelundupan ilegal.
3. Sistan-Baluchestan termasuk wilayah tertinggal di Iran
Sistan-Baluchestan, yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan, telah dilanda pemberontakan selama 2 dekade terakhir. Wilayah ini merupakan tempat tinggal bagi etnis minoritas Baloch di Iran, yang telah lama mengeluhkan marginalisasi ekonomi dan pengucilan politik.
Provinsi ini adalah salah satu wilayah paling tertinggal di Iran. Masyarakat Baloch umumnya beragama Islam Sunni, sementara mayoritas penduduk Iran menganut Islam Syiah.
Wilayah etnis Baloch membentang hingga ke provinsi Balochistan di barat daya Pakistan, di mana penduduk setempat juga mengeluhkan perlakuan diskriminatif secara ekonomi. Di kawasan tersebut, kelompok militan Baloch Liberation Army (BLA) turut melancarkan serangan, dilansir dari DW.