Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Ancaman AS, Venezuela Mau Terapkan Status Darurat

Kendaraan militer Venezuela. (Cancillería del Ecuador, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)
Kendaraan militer Venezuela. (Cancillería del Ecuador, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Ribuan simpatisan Chavisme atau Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) bersama dengan otoritas Venezuela sudah dimobilisasi di Caracas.
  • Mobilisasi ini sebagai wujud kesiapannya dalam mempertahankan Venezuela dari ancaman AS.
  • Kuba tidak akan bantu Venezuela jika berperang dengan AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada Kamis (25/9/2025), mengumumkan rencana untuk mendeklarasikan keadaan darurat imbas ancaman militer Amerika Serikat (AS). Langkah ini dinilai akan melindungi kedaulatan dan stabilitas negara. 

“Tujuan dari penerapan keadaan darurat militer di Venezuela ini agar seluruh negara dan warga memiliki dukungan dan perlindungan dari semua pasukan dari rakyat Venezuela dalam merespons segala ancaman di negara kita,” ungkapnya, dilansir The Latin Times.

Sebelumnya, Maduro mengakui sudah mengirimkan surat khusus untuk Presiden AS, Donald Trump. Surat tersebut berisikan ajakan Maduro untuk bernegosiasi dalam meredam tensi AS dan Venezuela. 

1. Simpatisan PSUV gelar mobilisasi massa di Caracas

Ribuan simpatisan Chavisme atau Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) bersama dengan otoritas Venezuela sudah dimobilisasi di Caracas. Mobilisasi ini sebagai wujud kesiapannya dalam mempertahankan Venezuela dari ancaman AS. 

Dilansir dari EFE, mobilisasi ini dibarengi dengan penerjunan sejumlah kendaraan tempur milik Angkatan Bersenjata Bolivarian Nasional (FANB). Kendaraan lapis baja tersebut berasal dari kompleks militer Fort Tiuna. 

Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez menyebut, warga Venezuela bersatu untuk melawan ancaman AS. Semua warga bersatu untuk mengangkat senjata dan mempertahankan perdamaian di Venezuela. 

2. Venezuela dukung pasukan perempuan dari hinaan Trump

Padrino Lopez mengatakan bahwa memang ada pelatihan pasukan sipil perempuan di Avenida Bolivar, Caracas. Menurutnya, pasukan perempuan yang mengenakan baju merah tersebut menunjukkan simbol resiliensi. 

“Hinaan tersebut adalah sebuah bentuk rasisme dan hinaan kepada perempuan. Ini adalah sebuah wujud dari supremasisme. Venezuela tidak akan membiarkan dirinya diintimidasi oleh kekuatan AS sebagai hegemoni imperialisme,” terangnya. 

Wali Kota Caracas, Carmen Melendez menolak hinaan dari Trump terhadap perempuan. Ia menyebut, perempuan Venezuela mampu ikut membantu mempertahankan negaranya dan harus dihormati. 

3. Kuba tidak akan bantu Venezuela jika berperang dengan AS

ilustrasi bendera Kuba (unsplash.com/limamauro23)
ilustrasi bendera Kuba (unsplash.com/limamauro23)

Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Carlos Fernandez de Cossio mengatakan, Kuba tidak akan memberikan bantuan kepada Venezuela jika terlibat perang dengan AS. Havana tidak ingin berperang dengan Washington. 

“Kuba akan memberikan dukungan politik penuh kepada Venezuela. Namun, ketika itu terkait dengan keterlibatan militer, ini adalah pertanyaan yang berbahaya. Kuba tidak akan ikut berperang dengan Amerika Serikat,” tuturnya. 

De Cossio mengaku khawatir dengan kemungkinan pecahnya perang antara AS dan Venezuela. Perang tersebut akan memicu banyaknya korban jiwa dan mengancam perdamaian seluruh kawasan Amerika Latin dan Karibia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Insiden Praka Situmorang, Panglima TNI Diminta Evaluasi Pemakaian Senjata

27 Sep 2025, 08:18 WIBNews