Afsel Cegat 443 Anak Masuki Zimbabwe, Diduga Perdagangan Manusia

Jakarta, IDN Times - Pejabat perbatasan Afrika Selatan telah mencegat puluhan bus dari Zimbabwe yang membawa 443 anak-anak. Operasi anti-perdagangan manusia mendapati anak-anak itu berpergian tanpa orang tua atau wali yang sah, dan tidak memiliki surat izin yang diwajibkan oleh hukum.
Para pejabat mengatakan anak-anak tersebut diperdagangkan ke Afrika Selatan. Namun, organisasi yang mewakili diaspora mengatakan, mereka datang untuk mengunjungi orang tua mereka yang bekerja di Afrika Selatan.
1. Anak-anak yang berada dalam bus masih berusia di bawah 8 tahun

Komisioner Badan Manajemen Perbatasan Afrika Selatan, Mike Masiaato, mengatakan bahwa polisi setempat menghentikan dan menggeledah 42 bus yang masuk dari Zimbabwe pada Sabtu malam. Mereka pun menemukan 443 anak di bawah usia 8 tahun bepergian tanpa pendamping.
“Kami menolak mereka masuk dan meminta pejabat Zimbabwe untuk memproses mereka kembali ke Zimbabwe,” kata Massiapato pada Minggu (3/12/2023), dilansir dari Associated Press.
Pejabat Afrika Selatan mengatakan pos perbatasan Beitbridge di Zimbabwe mengizinkan bus-bus itu lewat. Saat ini anak-anak itu telah dikirim kembali ke Zimbabwe.
2. Orang tua Zimbabwe diminta tidak membiarkan anak-anak naik bus tanpa pendamping
Ngqabutho Mabhena, ketua Forum Diaspora Afrika, mengatakan sebagian dari 443 anak-anak tersebut bepergian bersama kakek-nenek mereka. Dia menyampaikan bahwa orang tua dari anak-anak tersebut telah menghubunginya.
“Ini menjelaskan mengapa mereka bebas di sisi perbatasan Zimbabwe,” katanya, dilansir BBC.
Mabhena meminta para orang tua Zimbabwe yang berada di Afrika Selatan untuk tidak membiarkan anak-anakmya menaiki bus tanpa pendamping atau dokumen yang sesuai.
"Jangan pernah memberikan anak-anak kamu kepada orang asing, marilah kita menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan tidak menempatkan anak-anak kita dalam situasi yang sulit," imbaunya.
3. Lebih dari 1 juta warga Zimbabwe tinggal dan bekerja di Afrika Selatan

Anak-anak tersebut diyakini berpergian ke Afrika Selatan untuk bergabung dengan orang tuanya selama libur Natal dan akhir tahun. Namun, supir bus justru mengatakan anak-anak tersebut sedang bepergian untuk menghadiri acara olahraga.
Banyak warga Zimbabwe berada di Afrika Selatan untuk bekerja. Sensus pada tahun lalu menunjukkan, ada lebih dari 1 juta warga Zimbabwe di Afrika Selatan, tapi hanya sekitar 178 ribu yang tinggal dan bekerja secara legal berdasarkan izin pengecualian. Beberapa perkiraan mengatakan mungkin ada sebanyak 3 juta.
Afrika Selatan adalah negara dengan perekonomian paling maju di benua Afrika, yang sedang bergulat dengan peningkatan migran ilegal yang memasuki negara itu melalui perbatasan utaranya dengan Zimbabwe.
Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah telah meluncurkan pasukan perbatasan baru pada Oktober untuk menekan imigrasi ilegal dari Zimbabwe dan negara-negara lain.