Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak-anak Palestina Alami Pemukulan dan Kelaparan di Penjara Israel

ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)

Jakarta, IDN Times - Anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Megiddo, Israel, menghadapi kondisi brutal, seperti pemukulan, kelaparan dan tidak diizinkan menerima perawatan medis. Pelanggaran tersebut dilaporkan oleh Komisi Urusan Tahanan pada Selasa (27/5/2025).

Salah satu korban adalah Jihad Maher Hajjaj, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dari wilayah timur Ramallah, yang menderita nyeri parah di dada. Ia diduga mengalami patah tulang rusuk setelah dipukuli oleh seorang sipir penjara sekitar sebulan yang lalu.

“Pukulannya sangat keras sampai terasa seperti tulang saya bergeser, dan saya tidak menerima pengobatan maupun kejelasan apakah patah tulangnya sudah sembuh,” kata Hajjaj, yang telah ditahan sejak Februari 2024, kepada pengacara komisi tersebut.

1. Banyak tahanan kehilangan banyak berat badan karena kelaparan

Aws Mohammed Taher Dheib, yang juga berasal dari timur Ramallah, kehilangan lebih dari 30 kilogram akibat kebijakan kelaparan sejak penahanannya pada 30 September 2024. Pemuda berusia 19 tahun itu juga mengidap kudis, namun tidak menerima perawatan medis.

Ali Dhiab dari wilayah utara Yerusalem yang diduduki mengatakan bahwa pasokan makanan di penjara sangat terbatas dan tidak mencukupi. Kondisi ini memaksa para tahanan seringkali melewatkan waktu makan dan menggabungkan jatah makanan agar bisa disantap sekaligus.

“Semua tahanan telah kehilangan puluhan kilogram,” kata Dhiab kepada komisi tersebut.

2. Gerakan Fatah desak penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran di penjara Israel

Pada 20 Mei, Gerakan Fatah mendesak misi pencarian fakta internasional untuk menyelidiki penjara-penjara Israel atas dugaan upaya pembunuhan dan pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tahanan Palestina.

Organisasi-organisasi Palestina, termasuk Komisi Urusan Tahanan, Yayasan Al-Addameer untuk Dukungan Tahanan, dan Masyarakat Tahanan Palestina, juga menyerukan kepada Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Ghebreyesus, agar mendesak intervensi internasional segera untuk menangani krisis kesehatan yang semakin memburuk di kalangan para tahanan.

Sejak perang Israel di Gaza meletus pada Oktober 2023, sedikitnya 69 tahanan Palestina yang telah teridentifikasi meninggal dunia, sementara puluhan jenazah lainnya dari Gaza masih belum diketahui identitasnya.

Kematian-kematian ini disebabkan oleh pelanggaran sistematis yang telah didokumentasikan dalam beberapa bulan terakhir, dilansir dari Anadolu.

3. Sebanyak 970 warga Palestina tewas akibat serangan di Tepi Barat sejak Oktober 2023

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 970 warga Palestina juga telah tewas dan lebih dari 7 ribu lainnya terluka akibat serangan tentara Israel dan pemukim ilegal di Tepi Barat yang diduduki sejak Oktober 2023.

Pada Juli 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan Israel yang di wilayah Palestina merupakan tindakan ilegal, dan menyerukan evakuasi seluruh permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Sementara itu, serangan besar-besaran Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan 54.056 warga Palestina, termasuk 3.901 orang dalam 10 minggu terakhir.

Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) melaporkan bahwa setengah juta populasi Gaza akan menghadapi bencana kelaparan dalam beberapa bulan mendatang, dilansir dari BBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us