Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Saja yang Disampaikan Delegasi Indonesia di COP29?

Utusan Khusus RI untuk COP29, Hashim Djojohadikusumo. (dok. Kemlu RI)
Intinya sih...
  • Indonesia akan mengembangkan Green Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer untuk mendukung penyaluran energi ke pulau-pulau terpadat.
  • Pada 2040, Indonesia menargetkan 75 persen penambahan kepasitas listrik nasional bersumber dari energi baru terbarukan.
  • Delegasi Indonesia akan melakukan sejumlah negosiasi di COP29 UNFCCC, seperti target kolektif baru untuk pendanaan iklim dan perluasan sumber pendanaan.

Jakarta, IDN Times - Utusan Khusus Presiden RI untuk Konferensi Iklim PBB COP29, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan Indonesia bakal mengembangkan Green Transmission Line untuk pulau-pulau terpadat. Hal ini dia sampaikan ketika memimpin delegasi Indonesia di COP29, Baku, Azerbaijan.

"Indonesia akan mengembangkan Green Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer untuk mendukung penyaluran energi ke pulau-pulau terpadat, menyiapkan infrastruktur Green Smart grid untuk melipatgandakan kapasitas listrik bersumber angin dan surya, kapasitas listrik 60 GigaWatt dari tenaga air, panas bumi, surya dan angin," kata Hashim, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (14/11/2024).

Hashim menegaskan Indonesia akan tingkatkan ambisi dan kontinuitas aksi iklim. Peningkatan ambisi Indonesia adalah langkah untuk mewujudkan visi Presiden RI yaitu pertumbuhan ekonomi di atas delapan persen melalui pembangunan ekonomi hijau, resiliens, dan inklusif.

1. Target tambah 75 persen kapasitas listrik nasional

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bersama Ketua Delegasi Indonesia untuk COP29, Hashim S. Djojohadikusumo. (Dokunentasi KLHK)

Pada 2040, Indonesia menargetkan 75 persen penambahan kepasitas listrik nasional bersumber dari energi baru terbarukan.

Melalui COP29 UNFCCC, Indonesia menjalankan prioritas diplomasi RI yaitu peningkatan pengaruh kawasan dan global, diplomasi ketahanan nasional, dan diplomasi ekonomi Pancasila.

"Indonesia memanfaatkan momentum untuk terus konsisten menyuarakan kepentingan negara berkembang dalam upaya global membatasi kenaikan suhu permukaan bumi di bawah 1,5 derajat celsius guna mewujudkan dan mendorong komitmen, mekanisme dan implementasi pendanaan, kerja sama dan investasi di bidang penanganan iklim, energi serta konservasi lingkungan," ujar Hashim.

2. Negosiasi pendanaan iklim

Utusan Khusus Presiden RI untuk Konferensi Iklim PBB COP29, Hashim Djojohadikusumo. (dok. Kemlu RI)

Delegasi Indonesia akan melakukan sejumlah negosiasi antara lain mengenai target kolektif baru untuk pendanaan iklim, pasar karbon yang dapat dioptimalkan bagi mekanisme dan model ekonomi terkait untuk aksi iklim, perluasan sumber pendanaan dan operasionalisasi loss and damage, lalu penguatan nationally determined contributions melalui Second NDCs.

Selain rangkaian negosiasi, Ketua Delegasi RI juga membuka Paviliun Indonesia, memberikan keynote speech pada CEO Climate Talks, dan  Green Growth Energy Mc Kinsey Forum, meresmikan MRA Skema Karbon Kredit Indonesia-Jepang, melakukan bilateral Indonesia-Jerman, Indonesia-Turki demi membahas potensi aksi iklim, serta dorong kolaborasi dengan pihak swasta.

3. Program Carbon Capture Storage

Logo COP29, Baku, Azerbaijan. (Situs resmi COP 29)

Selain itu, Hashim juga menyampaikan komitmen terbaru Prabowo dalam carbon capture storage (CCS) atau penyerapan karbon. Adik Prabowo tersebut mengklaim, beberapa perusahaan multinasional seperti Exxonmobile, British Petroleum, dan lainnya telah menyampaikan rencana untuk berinvestasi CCS di Indonesia.

"Indonesia diberkahi dengan potensi penyimpanan karbon yang sangat besar, kami diberkahi dengan kepulauan di daratan dan lepas pantai, kami perkirakan kami memiliki kapasitas penyimpanan karbon sebesar 500 GT," ungkap Hashim.

“l"Kami akan mempresentasikan ini kepada negara-negara dan perusahaan di seluruh dunia, yang tertarik untuk menemukan kapasitas karbon untuk emisi CO2 mereka," lanjutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us