Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS: Perang dengan China Tidak Akan Terjadi atau Sebaliknya

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin (Twitter.com/Secretary of Defense Lloyd J. Austin III)
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin (Twitter.com/Secretary of Defense Lloyd J. Austin III)
Intinya sih...
  • Menteri Pertahanan AS menyatakan perang dengan China tidak bisa dihindari.
  • Dialog penting untuk mencegah ketegangan di Asia-Pasifik, AS berkomitmen pada keamanan regional.
  • China menuduh AS membangun NATO versi Asia-Pasifik, AS menolak dan menyebut kerja sama kemitraan untuk kepentingan bersama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan bahwa perang dengan China tidak dapat dihindari atau sebaliknya. Hal itu ia ungkapkan dalam acara Shangri-La Dialogue di Singapura pada Sabtu (1/6/2024).

Komentar Austin muncul sehari setelah bertemu dengan Menhan China Dong Jun. Pertemuan kedua belah pihak itu pertama kalinya terjadi sejak kontrak militer AS-China runtuh pada 2022.

Acara tersebut merupakan pertemuan para pejabat tinggi keamanan negara. Acara diselenggarakan oleh The International Institute for Strategic Studies (IISS). Mereka yang hadir seperti Menhan dan pemimpin militer sebagian besar negara di Asia-Pasifik.

1. Pentingnya dialog di tengah ketegangan yang terjadi

Austin menolak rincian secara spesifik apa yang jadi topik pembicaraan dengan mitra China. Namun dia mengatakan bahwa yang terpenting adalah kedua belah pihak kembali berbicara.

Austin mengatakan bahwa dialog diperlukan untuk mencegah peningkatan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik. Dia juga menggarisbawahi komitmen keamanan regional AS.

"Setiap pembicaraan tidak akan menjadi pembicaraan yang membahagiakan. Namun penting bagi kita untuk terus berbicara satu sama lain," katanya, dikutip Deutsche Welle.

"Perang atau pertarungan dengan China tidak akan terjadi dalam waktu dekat, menurut pandangan saya, atau tidak bisa dihindari," tambahnya.

2. AS hanya bisa aman jika Asia juga aman

Menurut Austin, dalam tiga tahun terakhir, telah terjadi konvergensi baru di hampir semua aspek keamanan di Asia-Pasifik.

"Konvergensi baru ini menghasilkan jaringan kemitraan yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih mampu serta mendefinisikan era baru keamanan di Indo-Pasifik," ujarnya, dikutip The Straits Times.

"Biar saya perjelas: AS hanya bisa aman jika Asia juga aman. Itulah sebabnya AS telah lama mempertahankan kehadiran kami di kawasan ini," tambahnya.

Ia mencontohkan kemitraan AS dengan Jepang dan India dalam teknologi pertahanan, transfer teknologi dengan Australia dan Inggris serta bantuan kepada negara-negara di Asia Tenggara.

"Ini bukan tentang intimidasi atau pemaksaan; ini tentang pilihan bebas negara-negara berdaulat. Dan ini tentang negara-negara yang memiliki niat baik yang bersatu berdasarkan kepentingan yang kita miliki bersama dan nilai-nilai yang kita hargai," jelasnya.

3. China tuduh AS bangun NATO versi Asia-Pasifik

ilustrasi bendera AS (Unsplash.com/KP Valery)
ilustrasi bendera AS (Unsplash.com/KP Valery)

Peneliti di Institut Studi Perang China Cao Yanzhong, bertanya kepada Austin apakah AS sedang mencoba menciptakan NATO versi Asia lewat kemitraan dan aliansi. Hal tersebut menurutnya dapat memicu konflik dengan China.

Dilansir Associated Press, Cao melihat konflik di Eropa dengan mengutip Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa konflik Ukraina disebabkan ekspansi NATO ke timur.

Austin menjawab bahwa negara-negara yang berpikiran sama dengan nilai-nilai yang sama, tidak mencoba menciptakan aliansi seperti NATO. Dia juga menolak intepretasi Cao tentang sebab perang Ukraina.

"Krisis Ukraina jelas disebabkan karena Putin mengambil keputusan untuk menyerang tetangganya secara tidak sah," katanya.

Jing Jianfeng, wakil kepala Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat China, tetap menuduh AS berusaha membangun NATO versi Asia-Pasifik. Dia menyebut AS sebagai tantangan terbesar bagi perdamaian dan stabilitas regional.

"(Kerja sama keamanan AS) ini hanya melayani kepentingan geopolitik AS yang egois dan bertentangan dengan tren sejarah dan aspirasi bersama negara-negara kawasan untuk perdamaian, pembangunan, dan kerja sama yang saling menguntungkan," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us