Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahas Pelaksanaan Dam Haji, RI-Malaysia Harap Dilakukan di Negara Asal

Wakil I Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi bahas kerja sama pendidikan Indonesia-Malaysia. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • Malaysia dan Indonesia membahas wacana pelaksanaan kompensasi pembayaran (dam) jika melanggar ketentuan ibadah haji atau umrah dapat dilakukan di negara asal jemaah.
  • Penyembelihan kambing untuk pembayaran dam dapat dilakukan di negara asal, atas persetujuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kerajaan Saudi.

Jakarta, IDN Times - Malaysia dan Indonesia membahas wacana pelaksanaan kompensasi pembayaran (dam) jika melanggar ketentuan ibadah haji atau umrah dapat dilakukan di negara asal jemaah. Selama ini jemaah yang melanggar ibadah diminta membayar dengan menyembelih hewan ternak, berupa kambing.

"Harapan ke depannya, penyembelihan kambing untuk pembayaran dam dapat dilakukan di negara asal, atas persetujuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kerajaan Saudi," ucap Wakil I Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi saat konferensi pers di Jakarta, Senin (21/4/2025).

1. Penyembelihan diatur negara masing-masing

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kanan) menerima kunjungan Wakil PM Malaysia Ahmad Zahid Hamidi (kiri) di Istana Wakil Presiden pada 21 April 2025. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Ahmad mengatakan, Malaysia dan Indonesia mengapresiasi langkah yang dilakukan Arab Saudi untuk mempermudah pelaksanaan sistem dam tersebut.

“Koordinasi akan dilakukan berdasarkan saran dari Menteri Agama Indonesia agar pihak Indonesia, yang biasanya menyembelih sekitar 220 ribu ekor kambing untuk keperluan dam sesuai dengan jumlah jemaah, dan pihak Malaysia yang menyembelih sekitar 40 ribu ekor kambing dapat mengatur penyembelihan ini,” tuturnya.

2. Penyembelihan di negara asal bisa dimanfaatkan rakyat sendiri

Menteri Agama Nasarauddin Umar (Dok. Kemenag)

Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada pagi hari mengatakan, secara prinsip, pemerintah Arab Saudi telah membuka ruang untuk opsi tersebut, mengingat tantangan logistik dan jumlah hewan yang sangat besar selama musim haji.

“Bayangkan 210 ribu kambing harus dipotong di sana, kambing orang lain. Kalau itu dipotong di Indonesia, kambing kita, dagingnya pun bisa dimanfaatkan oleh masyarakat kita sendiri,” katanya, dikutip dari ANTARA.

3. Bermanfaat secara sosial dan ekonomis

Ilustrasi jemaah haji (Foto: IDN Times)

Menurutnya, usulan ini lebih bermanfaat secara sosial dan ekonomis jika disepakati berdasarkan kesamaan fikih. Apalagi, kata Nassaruddin, Indonesia dan Malaysia menganut mazhab Syafi'i.

"Jadi, Malaysia dengan Indonesia sama-sama sebagai negara mayoritas Muslimin yang mempunyai mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan lebih spesifik lagi mayoritas bermazhab Syafi’i," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
Jujuk Ernawati
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us