Bangladesh Tak Mau Terima Lagi Pengungsi Rohingya

- Pemerintah Bangladesh menutup pintu bagi pengungsi Rohingya karena sudah ada 60 ribu pengungsi Rohingya yang masuk ke negara itu selama dua tahun terakhir.
- Bangladesh sudah menampung 1,2 juta pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazar.
- Puluhan organisasi Rohingya menyerukan kampanye hidup berdampingan dan meminta pemberontak Tentara Arakan menghormati hak-hak Rohingya di negara bagian Rakhine.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Bangladesh sudah menutup pintu buat pengungsi komunitas Rohingya. Pemerintah Bangladesh menyebut, sekitar 60 ribu pengungsi telah memasuki negaranya dalam dua tahun terakhir.
"Kami tidak akan mengizinkan lebih banyak Rohingya untuk masuk dalam keadaan apa pun," kata Penasihat Urusan Dalam Negeri Letnan Jenderal (Purnawirawan) Jahangir Alam Chowdhury, dikutip dari ANTARA, Selasa (24/12/2024).
"Perbatasan Myanmar sekarang sepenuhnya berada di bawah kendali Tentara Arakan. Meskipun komunikasi informal dengan mereka memungkinkan, tidak ada ruang untuk diskusi resmi. Kami berupaya menyelesaikan masalah ini (krisis Rohingya) sesegera mungkin," papar dia.
1. Total 60 ribu pengungsi Rohingya masuk ke Bangladesh

Chowdhury juga mengklarifikasi pernyataan yang dibuat Penasihat Urusan Luar Negeri Md Touhid Hossain mengenai masuknya Rohingya baru-baru ini ke Bangladesh.
"Selama satu setengah hingga dua tahun terakhir, 60 ribu Rohingya telah memasuki negara ini," katanya, sembari mengoreksi pernyataan Hossain sebelumnya.
2. Tampung sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya di Cox's Bazar

Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya di distrik Cox's Bazar. Sebagian besar Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar karena tindakan keras militer pada Agustus 2017.
Secara terpisah, puluhan organisasi Rohingya menyerukan kampanye hidup berdampingan saat konflik antara pasukan junta militer dan pemberontak Tentara Arakan meningkat.
"Keadilan, kesetaraan, hidup berdampingan secara damai, dan pemerintahan yang inklusif" seru puluhan organisasi Rohingya di negara bagian Rakhine di pantai barat dari Myanmar, Senin (23/12/2024).
3. Rohingya minta haknya dihormati

Sekitar 28 organisasi Rohingya mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin yang menyerukan pemberontak Tentara Arakan, yang telah menguasai kota Maungdaw dan Buthidaung di Rakhine utara, untuk menegakkan dan menghormati hak-hak Rohingya
“Kami juga meminta semua minoritas etnis dan agama di negara bagian bermasalah yang berbatasan dengan Bangladesh, hak-haknya harus dihormati,” bunyi pernyataan itu.