Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banjir Bandang Tewaskan 50 Orang di Afghanistan

Ilustrasi banjir. (Unsplash.com/Chris Gallagher)

Jakarta, IDN Times - Banjir bandang yang melanda provinsi Baghlan, Afghanistan menewaskan 50 orang dan menyebabkan 100 lainnya terluka pada Jumat (10/5/2024). Provinsi tersebut telah mengalami hujan deras di lima distrik.

Afghanistan selama beberapa minggu terakhir telah menghadapi hujan deras. Sejak pertengahan April, banjir telah menyebabkan sekitar 100 orang tewas di 10 provinsi Afghanistan.

1. Jumlah korban kemungkinan bertambah

Ilustrasi banjir. (Unsplash.com/Chris Gallagher)

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan aliran air berlumpur membanjiri jalan dan mayat-mayat diselimuti kain putih dan hitam. Salah satu video menujukkan anak-anak terdengar menangis, dan sekelompok pria sedang melihat air banjir yang terlihat pecahan kayu dan puing-puing rumah.

“Sejauh ini, jumlah korban tewas adalah 50 orang menurut otoritas rumah sakit di distrik Baghlan-e-Markazi di provinsi Baghlan,” kata Hedayatullah Hamdard, kepala departemen manajemen bencana alam di Baghlan, menambahkan bahwa jumlah korban jiwa mungkin bertambah, dikutip dari VOA News.

Pejabat tersebut menjelaskan bahwa hujan deras musiman memicu banjir dan warga tidak siap menghadapi aliran air yang tiba-tiba. Diperkirkan dua badai lagi akan terjadi pada Jumat malam.

Hujan deras dan banjir membunuh banyak orang setiap tahunnya di Afghanistan, rumah-rumah yang dibangun dengan kualitas buruk di daerah pedesaan terpencil sangatlah rentan terhadap bencana ini.

2. Sekitar 150 orang butuh bantuan karena terjebak banjir

ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)

Dilansir BBC, Abdul Mateen Qaniee, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, mengatakan lebih dari 150 orang terjebak dan membutuhkan bantuan segera. Dia mengatakan helikopter telah dikirim ke Baghlan, tetapi operasi tersebut mungkin tidak berhasil karena kurangnya lampu penglihatan malam.

Hamdard mengatakan personel darurat, termasuk tentara sedang mencari kemungkinan korban di bawah lumpur dan puing-puing. Dia menyampaikan bahwa tenda, selimut, dan makanan telah disediakan untuk beberapa keluarga yang kehilangan rumah mereka.

Hal itu terjadi setelah banjir bulan lalu di bagian barat negara itu menewaskan puluhan orang, menyebabkan ribuan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sekitar 2 ribu rumah, tiga masjid, dan empat sekolah juga rusak.

3. Afghanistan tidak siap menghadapi dampak perubahan iklim dunia

Banjir bandang terjadi ketika hujan turun begitu deras sehingga drainase normal tidak dapat menampungnya. Para ahli mengatakan musim dingin yang relatif kering membuat tanah lebih sulit menyerap curah hujan.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap banjir, tapi pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi. Suhu dunia telah meningkat sekitar 1,1 derajat Celsius dejak era industri dimulai dan akan terus meningkat, jika pemerintah di seluruh dunia tidak melakukan pengurangan emisi secara drastis.

Para ilmuwan mengatakan Afghanistan adalah salah satu negara yang paling tidak siap mengahadapi dampak perubahan iklim di dunia. Negara itu bertanggung jawab atas 0,06 persen emisi gas rumah kaca dunia, berada di peringkat keenam dalam daftar negara yang paling berisiko akibat perubahan iklim.

Negara ini juga merupakan salah satu negara termiskin di dunia, yang telah dilanda perang selama beberapa dekade. Bank Dunia memperkirakan Separuh penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan 15 juta orang mengalami kerawanan pangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us