Baru Sadar, Trump: Tak Ada yang Akan Usir Warga Palestina

- Trump mengubah pendiriannya terkait pemindahan warga Palestina ke negara Arab sekitarnya.
- Pernyataan Trump bertolak belakang dari rencana awalnya untuk menjadikan Gaza sebagai Riviera Timur Tengah.
- Komentar Trump disambut hati-hati oleh Hamas, Mesir, dan Organisasi Pembebasan Palestina.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepertinya sudah tersadar. Ia berkata bahwa tidak ada yang akan mengusir warga Palestina.
Pernyataannya kali ini bertolak belakang dari ucapan sebelumnya, dimana ia mengatakan akan memindahkan warga Palestina ke negara Arab sekitarnya. Ia juga berencana menjadikan Gaza sebagai Riviera Timur Tengah.
"Kami memindahkan mereka ke lokasi yang indah di mana mereka memiliki rumah baru, di mana mereka dapat hidup dengan aman, di mana mereka akan memiliki dokter dan layanan medis dan semua hal itu. Dan saya pikir itu akan menjadi hal yang hebat,” katanya saat bertemu dengan Raja Abdullah dari Yordania bulan lalu.
1. Pernyataannya berbeda saat bertemu PM Irlandia

Namun, selama pertemuan dengan Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin, Trump menanggapi pertanyaan wartawan tentang rencananya. "Tidak ada yang akan mengusir warga Palestina,” kata Trump, seperti dikutip dari CNN, Jumat (14/3/2025).
Tidak jelas apakah komentar Trump tersebut benar-benar mengubah kebijakan luar negeri AS, karena Presiden AS telah membuat serangkaian komentar yang saling bertentangan tentang rencana pemerintahannya untuk Gaza.
Setelah menerima penolakan keras dari para pemimpin Mesir dan Yordania tentang visinya untuk Gaza tanpa warga Palestina, Trump mengatakan bahwa itu hanyalah sekadar saran.
“Cara melakukannya adalah rencana saya. Saya pikir itulah rencana yang benar-benar berhasil. Namun, saya tidak memaksakannya. Saya hanya akan duduk dan merekomendasikannya,” katanya kepada Fox News bulan lalu.
Kemudian, setelah negara-negara Arab mendukung rencana yang telah lama ditunggu-tunggu untuk rekonstruksi Gaza pada awal Maret, namun, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes mengatakan, proposal Arab tidak membahas kenyataan bahwa Gaza saat ini tidak dapat dihuni dan penduduk tidak dapat hidup secara manusiawi di wilayah yang tertutup puing-puing dan persenjataan yang belum meledak.
2. Hamas waspada dengan pernyataan Trump

Pernyataan terbaru Trump disambut dengan hati-hati oleh Hamas. Hazem Qasem, juru bicara Hamas, mengatakan bahwa pernyataan Trump disambut baik jika itu merupakan pembalikan dari gagasan untuk menggusur penduduk Jalur Gaza.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir dan Organisasi Pembebasan Palestina mengatakan, mereka menghargai pernyataan Trump.
3. Trump mau ambil alih Gaza

Komentar Trump sebelumnya tentang mengambil alih kendali Gaza telah mengejutkan warga Palestina. Mantan raja real estate AS itu telah menggambarkan Gaza sebagai situs pembongkaran yang akan diratakan dan diperbaiki.
“Saya pikir adalah kesalahan besar untuk membiarkan orang-orang Palestina, atau orang-orang yang tinggal di Gaza kembali sekali lagi, dan kami tidak ingin Hamas kembali. Dan anggap saja itu sebagai situs real estat besar, dan Amerika Serikat akan memilikinya dan kami akan perlahan-lahan, sangat perlahan, kami tidak terburu-buru akan mengembangkannya. Kami akan segera membawa stabilitas ke Timur Tengah,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One bulan lalu.
Trump pertama kali mengemukakan usulan tersebut selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bulan lalu. Sejak itu Netanyahu menggambarkan rencana Trump sebagai visi yang revolusioner dan kreatif.
Perang Israel dengan Hamas telah menghancurkan rumah, bisnis, dan infrastruktur di hampir setiap bagian Jalur Gaza. Perang ini juga telah menewaskan hampir 50.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza.