Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Dikecam karena Gunakan Kata Palestina sebagai Ejekan

Presiden AS Donald Trump saat mengesahkan serangkain perintah eksekutif. (The Trump White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dikecam setelah menyebut Senator Chuck Schumer sebagai warga Palestina dengan nada mengejek. Peristiwa ini terjadi saat Trump berbicara di Oval Office, Gedung Putih pada Rabu (12/3/2025).

Trump melontarkan pernyataan tersebut di hadapan wartawan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin. Trump mendadak mengalihkan diskusi soal pajak perusahaan menjadi serangan personal. Ia menyerang Schumer, seorang pejabat Yahudi-AS, karena menentang agenda kebijakannya di Kongres.

"Schumer sudah jadi orang Palestina sekarang. Dia dulu orang Yahudi, tapi sekarang bukan Yahudi lagi. Dia sekarang Palestina," kata Trump, dilansir Jerusalem Post. 

1. Kecaman dari kelompok Muslim Amerika

Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengecam pernyataan Trump yang menggunakan identitas Palestina sebagai hinaan. CAIR menilai hal ini merendahkan martabat jabatan presiden AS.

Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad, menuntut permintaan maaf resmi dari Trump.

"Dehumanisasi berkelanjutan terhadap warga Palestina telah memicu kejahatan kebencian terhadap warga Amerika keturunan Palestina, genosida di Gaza, dan puluhan tahun pelanggaran hak asasi manusia," ujarnya, The Guardian. 

Kelompok HAM melaporkan adanya lonjakan kasus Islamofobia dan serangan terhadap warga Amerika-Palestina sejak awal konflik Israel-Gaza. Pernyataan Trump dinilai berisiko memperburuk kondisi komunitas Muslim AS.

Trump sering dikritik akan kebiasaannya menggunakan isu identitas sebagai alat politik. Kebiasaan ini dinilai berbahaya karena bisa memicu lebih banyak tindak kekerasan berbasis kebencian.

2. Kritik juga datang dari organisasi Yahudi Amerika

Jewish Democratic Council of America (JDCA) mengimbau Trump tidak bisa seenaknya menentukan identitas seseorang. Kelompok ini mengingatkan bahwa Schumer merupakan pejabat Yahudi tertinggi di AS.

CEO JDCA, Halie Soifer, menyebut Trump telah menunjukkan sikap antisemit dan Islamofobia.

"Trump adalah rasis dan antisemit yang menjijikkan. Mayoritas pemilih Yahudi tidak pernah mendukungnya karena perilaku seperti ini," katanya.

Kelompok HAM juga mencatat adanya peningkatan antisemitisme sejak awal perang Israel-Hamas. Jewish Council for Public Affairs (JCPA) menilai Trump memanfaatkan isu sensitif ini sebagai strategi politik. Menurut mereka, pemerintahan Trump tidak benar-benar serius memberantas antisemitisme dan malah membuat komunitas Yahudi semakin tidak aman. 

3. Bukan kali pertama Trump serang Schumer

Sentor AS Chuck Schumer. (Jewish Democratic Council of America, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Sebelumnya Trump juga pernah menyerang Schumer dengan narasi serupa. Pada Agustus 2024, ia menyebut senator senior New York itu sebagai anggota Hamas karena menolak berjabat tangan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, dilansir The Independent.

Trump juga berulang kali mengkritik pemilih Yahudi AS yang mendukung Partai Demokrat. Baru-baru ini, ia bahkan mengunggah di media sosial Truth Social tentang rencana pengambilalihan Gaza dari warga Palestina.

Kebijakan Trump terhadap Palestina semakin kontroversial. Administrasinya kini berupaya mendeportasi Mahmoud Khalil, mahasiswa keturunan Palestina yang aktif dalam aksi pro-Palestina di Universitas Columbia, New York.

Schumer dan Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Trump. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us