Belarus Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina

- Presiden Belarus menarik pasukan dari perbatasan Ukraina setelah mengklaim ketegangan mereda
- Minsk menuduh Kiev mengirim komponen alat peledak ke negaranya sebagai upaya sabotase
- Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina enggan menjelaskan rencana serangan ofensif Rusia di Ukraina bagian utara
Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko menginstruksikan menarik pasukan dari perbatasan Ukraina. Ia mengklaim bahwa ketegangan di perbatasan bagian selatan sudah mereda dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
Belakangan ini, Minsk menuding Kiev sudah mengirimkan komponen alat peledak ke negaranya sebagai upaya sabotase. Alhasil, Belarus meningkatkan pertahanan di perbatasan Ukraina dan menyebut bahwa rezim Kiev berupaya melakukan provokasi.
1. Lukashenko klaim tidak ada yang perlu dikhawatirkan di perbatasan Ukraina

Lukashenko mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan di perbatasan bagian selatan. Ia mengklaim bahwa pasukan Ukraina sudah ditarik dari area perbatasan dan ketegangan kedua negara pun mereda.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan tidak ada langkah yang diperlukan," ungkap Lukashenko pada Sabtu (13/7/2024), dikutip Belta.
"Saya ingin rakyat tahu bahwa situasi di perbatasan Belarus-Ukraina sudah stabil. Pasukan mereka sudah ditarik. Maka dari itu, kami juga akan menarik pasukan kami dari perbatasan dan memberikan sinyal bahwa kami tidak akan berperang," tambahnya.
Meskipun demikian, Lukashenko memperingatkan semuanya terhadap potensi ancaman dari Barat. Ia mengatakan bahwa harus ada pemantauan dan langkah hati-hati soal ancaman Barat.
2. Pasukan penjaga perbatasan Belarus tetap disiagakan di perbatasan Ukraina

Kepala Komite Perbatasan Belarus Konstantin Molostov mengatakan bahwa pasukannya akan tetap disiagakan di perbatasan Ukraina. Ia menyebut situasi di perbatasan bagian selatan masih tetap sulit karena banyaknya provokasi.
"Jumlah ranjau yang ditanam di teritori Ukraina yang tak jauh dari perbatasan Belarus terus ditingkatkan. Jalan utama penghubung kedua negara sudah diblokir. Operasi pengawasan kepada teritori kami terus belanjut, terutama melalui drone," ujarnya.
Namun, ia menambahkan jumlah provokasi dari militer Ukraina di perbatasan terus menurun secara berkala. Molostov mengatakan bahwa tidak ada provokasi di dekat perbatasan dalam beberapa hari terakhir.
3. Rusia disebut akan melancarkan serangan ke Sumy dan Chernihiv

Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov mengatakan bahwa Rusia akan kembali melancarkan serangan di Ukraina bagian utara, Sumy dan Chernihiv. Namun, ia enggan menjelaskan secara detail rencana serangan ofensif Rusia tersebut.
"Jika saya mulai menanyakan pertanyaan soal di mana serangan akan dilancarkan, kami akan menimbulkan kepanikan di masyarakat. Mari kita bilang saja bahwa ada masalah, dan masalah itu mulai memburuk," ungkap Budanov, dilansir The Kyiv Independent.
"Tidak ada bencana, tapi tidak mungkin tidak melihat masalah. Saya sudah mengatakan kepada seseorang dari media Barat: saya tidak memiliki banyak kabar baik pada tahun ini, sayangnya," sambungnya.
Masih belum diketahui secara pasti akan adanya serangan ofensif baru Rusia di Ukraina bagian utara. Namun, Moskow sudah membuka front pertempuran baru di Kharkiv Oblast pada awal Mei.