Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bila Terancam, Iran Siap Gunakan Rudal

Ebrahim Noroozi/AP via NPR

Minggu (29/1) pemerintah Iran melakukan uji coba rudal dan sistem radar. Langkah yang menuai kontroversi ini diyakini sebagai tes sekaligus reaksi terhadap Donald Trump yang sejak kampanye bersikap keras terhadap Iran, terutama mengenai perjanjian nuklir.

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat sejak Trump mengambil alih kepemimpinan dari Obama.

Default Image IDN

Sebelumnya, Trump menetapkan Iran sebagai salah satu dari tujuh negara yang dianggap sebagai penyuplai terorisme sehingga dilarang memperoleh visa dari AS. Iran sendiri membalas dengan meresmikan kebijakan serupa di mana warga AS dilarang masuk ke Iran.

Kemudian, Iran melakukan peluncuran rudal sebagai bagian dari uji coba kapasitas militernya serta bentuk tantangan kepada pemerintahan Trump. Ini adalah uji coba rudal pertama oleh Iran sejak Trump dilantik menjadi presiden AS. Trump sendiri sejak kampanye mengkritik habis-habisan perjanjian nuklir antara AS dan Iran di bawah pengawasan Barack Obama.

Gedung Putih langsung geram atas tindakan Iran tersebut.

Default Image IDN

Dikutip dari Al Jazeera, Gedung Putih langsung mengumumkan sejumlah sanksi baru kepada Iran. Dalam pernyataan yang disampaikan perwakilan Kementerian Perekonomian AS menyebut ada 13 warga dan 12 perusahaan Iran yang menjadi target sanksi ini.

Beberapa perusahaan itu berlokasi di Lebanon, Uni Emirat Arab dan Tiongkok. Pemerintah AS menilai yang dilakukan Iran sebagai bentuk dukungan kepada terorisme dan merupakan ancaman terhadap stabilitas regional, dunia, serta AS.

Salah satu warga yang terkena sanksi adalah pebisnis Abdollah Asgharzadeh yang menurut pemerintah AS mendukung program pengembangan rudal Iran. Kementerian Luar Negeri menyatakan akan membalas dengan mengeluarkan sanksi serupa kepada rakyat dan perusahaan AS yang mereka yakini terlibat terorisme.

Menteri Luar Negeri Iran membantah uji coba rudal tersebut melanggar resolusi PBB maupun perjanjian nuklir dengan AS.

Default Image IDN

Tak lama setelah rudal diluncurkan, banyak pihak meyakini itu sebagai bentuk pelanggaran resolusi PBB dan perjanjian nuklir Iran dengan AS. Namun, Menteri Luar Iran Javad Zarif menegaskan itu tidak benar. Menurutnya, uji coba rudal tersebut tidak menggunakan roket yang bisa membawa senjata nuklir.

Ia menekankan bahwa program pengembangan rudalnya tidak dirancang untuk memiliki kapasitas membawa nuklir. Zarif juga mendengungkan pernyataan yang sama seperti yang dilontarkan Komandan Tentara Revolusi Iran bahwa negaranya hanya akan menggunakan rudal untuk mempertahankan diri, bukan menyerang, bila merasa terancam.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rosa Folia
EditorRosa Folia
Follow Us