Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buka INASCA 2024, Wamenlu RI Soroti Pasokan Rantai Pangan

Indonesia-South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024. (IDN Times/Sonya Michaella)
Intinya sih...
  • Indonesia gelar Indonesia-South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024, dihadiri 203 pebisnis dari Asia Selatan dan Tengah.
  • Pahala Mansury optimis akan potensi ekonomi di kawasan tersebut dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen per tahun.
  • Kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Asia Selatan dan Tengah diperlukan dalam bidang energi, pertanian, pangan, dan kesehatan.

Jakarta, IDN Times - Untuk pertama kalinya, Indonesia menggelar Indonesia-South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024, yang dihadiri oleh sekitar 203 pebisnis asal Asia Selatan dan Tengah.

Hadir pula sekitar 257 pebisnis asal Indonesia di berbagai bidang seperti pertanian, energi, elektronik, manufaktur, kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup serta kesehatan dan kecantikan.

“Forum ini bertujuan untuk mempererat kolaborasi dan kerja sama para pelaku bisnis Indonesia dan Asia Selatan, untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan kemitraan kolektif,” kata Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury, dalam pembukaan Forum INASCA 2024, di Jakarta, Senin (7/10/2024).

“Kita bertemu di tengah situasi ekonomi global yang sulit. Tahun 2023 adalah tahun yang sulit di mana ktia benar-benar melihat perdagangan internasional dan investasi asing terus menurun. Sedangkan pertumbuhan global diproyeksikan akan tetap moderat pada 2024 hingga 2025, di mana kita melihat ketegangan geopolitik yang berkelanjutan terus terjadi,” ucap Pahala.

Namun, pada saat yang sama, Pahala melihat ada peluang besar antara Indonesia dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tengah.

1. Peluang di kawasan Asia Selatan-Tengah

Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Mansury di INASCA 2024. (IDN Times/Sonya Michaella)

Pahala juga mengungkapkan keyakinannya bahwa ada potensi ekonomi besar di kawasan Asia Selatan dan Tengah, di mana kawasan ini mengalami pertumbuhan ekonomi dalam 20 tahun terakhir sebesar 6 persen per tahun.

Menurut data, PDB gabungan kawasan ini melebihi 5,4 triliun dolar AS pada 2024 dan pertumbuhannya diproyeksikan akan tetap kuat, sebesar 6 persen di Asia Selatan dan 5,4 persen di Asia Tengah.

“Dua kawasan ini juga dikenal memiliki sejumlah besar sumber daya termasuk minyak dan gas serta mineral penting. Indonesia telah memiliki kerja sama yang cukup kuat dengan negara-negara di Asia Selatan maupun Asia Tengah,” ungkap Pahala.

2. Berharap potensi kedua kawasan bisa direalisasikan

Indonesia-South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Pahala berharap agar potensi-potensi itu bisa digarap oleh Indonesia dan negara-negara terkait di kawasan tersebut.

“Di bidang ketahanan energi misalnya, beberapa negara Asia Tengah punya cadangan minyak dan gas yang signifikan, sementara Indonesia saat ini mengimpor minyak dan gas dalam jumlah yang signifikan juga,” tutur Pahala.

Untuk negara-negara Asia Selatan, lanjut dia, Indonesia juga bisa berkolaborasi dengan sejumlah negara kawasan untuk pengembangan energi terbarukan termasuk tenaga surya serta tenaga air dan bidang-bidang lain, misalnya hidrogen.

“Lalu ada pertanian dan ketahanan pangan. Indonesia dan dua kawasan ini memilik permintaan pangan yang tinggi dan terus meningkat karena proyeksi peningkatan jumlah penduduk,” ucapnya.

3. Mengamankan pasokan rantai pangan dan memperkuat kesehatan

Indonesia-South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024. (IDN Times/Sonya Michaella)

Terkait hal ini, Pahala menyatakan penting bagi Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan serta Tengah untuk bisa mengembangkan produktivitas pertaniannya.

“Kami juga mengundang para perusahaan dari dua kawasan ini untuk berinvestasi di Indonesia guna membangun rantai pasokan pangan yang lebih kuat," ujarnya.

Di bidang kesehatan, Pahala berharap agar sistem dan layanan terus diperkuat seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk.

“Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk peralatan kesehatan dan bahan farmasi, sedangkan beberapa negara di Asia Selatan dan Tengah telah mengembangkan beberapa kemampuan untuk kapasitas produksi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan farmasinya sendiri,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us