Buronan Paling Dicari Sri Lanka Diekstradisi dari Indonesia

- Sri Lanka mengapresiasi bantuan Indonesia dalam menangkap buronan kriminal paling berbahaya
- Operasi gabungan di Jakarta melibatkan kepolisian Indonesia, Sri Lanka, dan dukungan intelijen India
- Kekerasan geng di Sri Lanka meningkat tajam, dengan 42 orang tewas dalam 80 penembakan terkait geng sepanjang tahun 2025
Jakarta, IDN Times – Polisi Sri Lanka pada Minggu (31/8/2025) mengumumkan bahwa buronan paling dicari, Mandinu Padmasiri Perera alias Kehelbaddara Padme, berhasil diekstradisi dari Indonesia bersama lima tersangka kriminal lain.
Dilansir dari Channel News Asia pada Senin (1/9), Perera dituduh sebagai otak pembunuhan seorang rival di pengadilan Kolombo pada Februari lalu. Selain itu, ia juga dicari atas dugaan keterlibatan dalam belasan kasus pembunuhan dan kejahatan narkotika.
Ia bersama empat anggota gengnya diterbangkan dengan penerbangan komersial dari Jakarta pada Sabtu malam (30/8), dengan pengawalan polisi Indonesia. Setibanya di Bandara Internasional Kolombo, mereka langsung disambut oleh Menteri Keamanan Publik Sri Lanka, Ananda Wijepala.
1. Sri Lanka Apresiasi Bantuan Indonesia
Menteri Wijepala menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan kepolisian RI atas keberhasilan operasi bersama ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan kepolisian Indonesia atas bantuan mereka dalam menjatuhkan salah satu geng kriminal paling berbahaya,” kata Wijepala kepada wartawan di bandara.
Seorang anggota geng lain, seorang perempuan warga Sri Lanka, diterbangkan terpisah sehari sebelumnya.
2. Operasi Gabungan di Jakarta
Polisi Sri Lanka menjelaskan, keenam tersangka ditangkap pada Kamis (28/8) dalam sebuah penggerebekan di Jakarta. Operasi itu melibatkan kepolisian Indonesia, dua perwira Sri Lanka, serta dukungan dari sebuah badan intelijen India.
Pihak kepolisian menyebut penggerebekan ini sebagai operasi luar negeri terbesar yang pernah dilakukan untuk menangkap buronan Sri Lanka yang bersembunyi di luar negeri.
3. Lonjakan Kekerasan Geng di Sri Lanka

Menurut data kepolisian Sri Lanka, setidaknya 42 orang tewas dalam 80 penembakan terkait geng sepanjang tahun 2025.
Kepala Kepolisian Sri Lanka Priyantha Weerasooriya mengatakan para pemimpin geng melarikan diri dari Sri Lanka setelah pemerintahan Presiden Anura Kumara Dissanayake berkuasa tahun lalu, berjanji untuk memberantas korupsi dan kejahatan terorganisir.
"Tokoh-tokoh dunia bawah tidak lagi memiliki patronase politik seperti sebelumnya," kata Weerasooriya seperti dilansir NDTV.
"Itulah sebabnya mereka sekarang beroperasi dari luar negeri,” seru dia.
Pemerintah berharap penangkapan Perera dan gengnya bisa menekan eskalasi kekerasan yang meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.