Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Ingatkan Negara-negara Tak Negosiasi Tarif dengan AS

Bendera China. (pixabay.com/PublicDomainPictures)
Intinya sih...
  • China memperingatkan negara-negara agar tidak menegosiasikan tarif resiprokal dengan AS.
  • Presiden Xi Jinping kunjungi Asia Tenggara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan mendesak melawan tarif AS.
  • Perang dagang berdampak besar, China fokus bangun aliansi dagang sendiri dan meningkatkan tarif terhadap AS.

Jakarta, IDN Times – China memperingatkan negara-negara di seluruh dunia agar tidak menegosiasikan tarif resiprokal yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS). Juru Bicara Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa siapa pun yang berunding dengan Washington dan merugikan kepentingan Beijing akan mendapat balasan tegas.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui situs resmi kementerian pada Senin (21/4/2025). Juru bicara tersebut menegaskan agar negara-negara dunia berdiri di sisi sejarah yang benar.

"China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika situasi seperti itu terjadi, China tidak akan menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan," ujarnya, dikutip dari Nikkei Asia.

1. China berupaya bangun aliansi lawan AS

Presiden China, Xi Jinping. (commons.wikimedia.org/Presidential Executive Office of Russia)

Peringatan ini muncul di tengah maraknya negara yang berkunjung ke Washington untuk bernegosiasi dengan AS terkait tarif. Pemberlakuan tarif resiprokal sendiri kini ditangguhkan hingga 90 hari.

Di saat yang sama, Presiden China Xi Jinping mengunjungi tiga negara Asia Tenggara untuk memperkuat hubungan ekonomi. Xi berkunjung ke Vietnam, Malaysia, dan Kamboja pada 14-18 April.

Dalam lawatan tersebut, ia mendesak negara-negara yang dikunjunginya agar melawan tarif yang dijatuhkan oleh Washington.

2. Diperkirakan tak akan ada kesepakatan dalam waktu dekat

Ilustrasi perdagangan lintas negara (Unsplash/Dominik Lückmann)

Dilansir CNBC, para ahli memperkirakan bahwa perang dagang kali ini akan berdampak lebih besar. Pasalnya, kedua pihak dinilai tidak akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.

Selama ini, Beijing telah fokus membangun aliansi dagangnya sendiri. Selain Asia Tenggara, China juga berupaya menjalin kerja sama dengan Uni Eropa (UE).

Pada 11 April, China mendesak UE untuk bersama-sama melawan tarif sepihak dari AS. Meskipun belum ada tanggapan spesifik dari UE, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa pihaknya siap berdagang dengan China.

Secara terpisah, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mendorong UE untuk terus mempersiapkan langkah-langkah guna menghadapi tarif tersebut, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.

3. Perang tarif tak ada habisnya

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

China dan AS kini terus meningkatkan tarifnya satu sama lain. AS kini menjatuhkan tarif hingga 245 persen terhadap barang impor dari China. Sementara Beijing menerapkan 125 persen.

Beijing juga kini memberlakukan hambatan non-tarif terhadap AS. Misalnya, membatasi ekspor mineral penting dan memasukkan beberapa perusahaan AS yang sebagian besar lebih kecil ke dalam daftar hitam.

Hal ini kemudian membatasi kemampuan mereka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us