Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Resmi Tangkap Warga Jepang karena Tuduhan Spionase

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Jakarta, IDN Times - Kedutaan Besar Jepang di Beijing mengatakan bahwa otoritas China telah secara resmi menangkap seorang warga Jepang. Dia telah ditahan sejak Maret karena dicurigai melakukan spionase dan penangkapan resmi dilakukan pada pertengahan Oktober.

Pria berusia 50-an tahun tersebut adalah karyawan perusahaan obat Jepang, Astellas Pharma Inc, dan telah tinggal di Negeri Tirai Bambu selama sekitar 20 tahun.

Beijing mengatakan kepada Tokyo bulan lalu bahwa status pria tersebut telah diubah menjadi tahanan kriminal. Diperlukan waktu hingga tujuh bulan lagi, sebelum keputusan diambil apakah akan mendakwanya atau tidak, NHK News melaporkan.

1. Respons kedua negara mengenai insiden tersebut

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno. (twitter.com/MatsunoHirokazu)

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah telah mengkonfirmasi penangkapan pria tersebut dan telah melakukan segala kemungkinan untuk menghidupi dia dan keluarganya.

"Tokyo sangat mendesak pihak berwenang China melalui berbagai saluran dan kesempatan untuk membebaskan pria tersebut sesegera mungkin," ungkapnya pada Kamis (19/10/2023), seraya menambahkan bahwa pemerintah akan terus melanjutkan upaya tersebut.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Mao Ning, mengatakan bahwa 'pihaknya akan menangani kasus ini sesuai dengan hukum, serta melindungi hak dan kepentingan sah orang yang bersangkutan', dikutip dari Kyodo News.

Pejabat Astellas Pharma mengatakan bahwa perusahaannya akan terus memantau situasi ini dengan tepat melalui Kemenlu Jepang.

2. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan bisnis asing di China

Pria tersebut sebelumnya menjabat sebagai pejabat senior Kamar Dagang dan Industri Jepang di China. Dia ditahan sesaat sebelum jadwal kepulangannya ke Negeri Sakura. 

Perihal rincian spesifik tentang bagaimana dia mungkin melanggar undang-undang kontra-spionase dan hukum pidana di China masih belum diketahui.

Berita penangkapan resminya pun memantik rasa was-was di kalangan warga negara Jepang yang tinggal di negara itu. Hal ini disampaikan oleh Yasushi Kudo, kepala lembaga pemikir nirlaba Jepang, Genron NPO, yang mendesak Beijing untuk menjelaskan alasan penangkapan tersebut. 

Insiden ini juga dinilai dapat berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung dari Jepang ke China, serta memberikan dampak negatif yang besar terhadap upaya sektor bisnis untuk memperdalam pertukaran antar kedua negara.

3. Beberapa warga negara Jepang pernah ditahan terkait spionase di China

Ilustrasi bendera Jepang. (twitter.com/iaeaorg)

Sejak undang-undang kontra spionase China mulai berlaku pada November 2014, sebanyak 17 warga negara Jepang termasuk karyawan Astellas telah ditahan karena dugaan keterlibatan dalam kegiatan mata-mata. Menurut pemerintah Jepang, lima orang masih ditahan disana.

Pada 1 Juli tahun ini, ruang lingkup kegiatan yang mencakup mata-mata diperluas dalam revisi hukum. Meski begitu, definisi keamanan masih belum jelas, sehingga undang-undang tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas bisnis asing yang beroperasi di China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us