Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tepis Kekhawatiran Beijing, Turis China di Jepang Tetap Makan Sushi

ilustrasi makan sushi (unsplash.com/j)

Jakarta, IDN Times - Wisatawan China yang berkunjung Jepang mengatakan mereka tetap menikmati hidangan sushi tanpa khawatir akan kontaminasi radioaktif. Beijing sendiri telah memberlakukan larangan terhadap impor hasil laut Jepang sejak pembuangan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut dimulai.

“Saya makan sushi setiap hari. Saya tidak peduli di mana ikan itu ditangkap,” kata seorang perempuan berusia 40-an dari Provinsi Zhejiang, China, saat berbelanja di distrik perbelanjaan Ginza di Tokyo.

Li Pei, turis China lainnya yang mengunjungi Ginza, mengatakan dia tidak khawatir tentang pembuangan limbah Fukushima.

“Saya memahami bahwa tingkat konsentrasi tritium (radioaktif) dalam air yang diolah berada di bawah standar keamanan internasional dan memiliki efek yang terbatas,” kata pria berusia 40 tahun itu, dilansir Kyodo News, Sabtu (7/10/2023).

1. Media China dianggap bias dalam melaporkan informasi terkait limbah Fukushima

Dilansir Kyodo News, sejak dimulainya pembuangan limbah dari PLTN Fukushima ke laut pada akhir Agustus, China telah memberlakukan larangan menyeluruh terhadap impor makanan laut dari Jepang.

Sejumlah media China juga melaporkan banyaknya pembatalan perjalanan ke Jepang dan kekhawatiran konsumennya terhadap keamanan produk laut negara itu.

Turis perempuan yang berasal dari Provinsi Zhejiang mengatakan, media lokal China yang menekankan bahaya perairan Fukushima itu bersikap bias. Namun menurutnya, tidak banyak orang di China yang dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dari luar negeri.

2. Jepang jadi tujuan wisata populer bagi turis China

Menurut perusahaan penerbangan Jepang yang melayani penerbangan dari China ke Jepang, pesanan kursi di pesawat mereka hampir penuh selama liburan Hari Nasional China yang berlangsung selama delapan hari. Hari libur tersebut juga bertepatan dengan Festival Pertengahan Musim Gugur.

Analisis data yang dilakukan oleh raksasa pencarian internet China Baidu Inc. dan perusahaan lainnya juga menunjukkan bahwa Jepang berada di puncak daftar tujuan luar negeri populer bagi wisatawan China.

3. China tuding media Jepang sengaja membesar-besarkan tren perjalanan tersbeut

Menanggapi hal tersebut, media pemerintah China dan beberapa pengguna media sosial menyesalkan kunjungan wisatawannya ke Jepang dan mengecam media Jepang karena sengaja membesar-besarkan tren perjalanan tersebut. Menurut mereka, sikap media Jepang dapat menodai citra masyarakat China.

“Mereka juga dengan tegas menghubungkan hal ini dengan sikap masyarakat China terhadap pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut oleh Jepang, dengan sengaja menciptakan argumen yang menyesatkan seperti bahwa masyarakat China 'pelupa atau tidak peduli dengan pembuangan limbah Jepang," demikian laporan Global Times pada Rabu (4/10/2023).

“Jepang akan segera memulai pembuangan limbah nuklir putaran kedua pada tanggal 5 Oktober. Tidakkah para turis ini mengetahui sikap negara kita terhadap pembuangan limbah radioaktif di Jepang? Bisakah kamu memiliki tulang punggung?” keluh blogger Xuanji Shijie.

Menurut para ahli, memanfaatkan isu-isu mulai dari air limbah nuklir hingga kritik terhadap pariwisata Jepang merupakan salah satu taktik Beijing untuk menindas Jepang secara politik. 

Pakar politik independen China, Chen Daoyin, menunjukkan bahwa keluhan rakyat China terhadap Jepang telah digunakan untuk merasionalisasi tekanan ekonomi Beijing yang diberikan terhadap negara tersebut. 

“Insiden air limbah nuklir tidak boleh dilihat secara terpisah, namun merupakan bagian dari sistem pemaksaan ekonomi oleh China, yang menggunakannya untuk memaksa Jepang tunduk pada tuntutan Beijing, terutama dalam strategi Indo-Pasifik,” kata Chen, dikutip dari Radio Free Asia.

“Jepang dapat memainkan peran utama dan memoderasi sikapnya terhadap Tiongkok, yang akan terus memberikan tekanan selama masih ada peluang.”

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us