Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dapat Dukungan dari AS, Iran Beli dan Uji Vaksin COVID-19

Ilustrasi suasana pandemik COVID-19 di Teheran, Iran (ANTARA FOTO/Majid Asgaripour/WANA)

Jakarta, IDN Times – Iran telah mendapat izin dari Amerika Serikat (AS) untuk mentransfer dana untuk membeli vaksin virus corona dari luar negeri. Hal itu disampaikan Gubernur Bank Sentral Abdolnaser Hemmati pada Kamis (24/12/2020), di saat jumlah kematian harian akibat pandemik itu turun ke level terendah tiga bulan.

“Mereka (Amerika) telah memberikan sanksi pada semua bank kami. Mereka mengizinkan kasus yang satu ini di bawah tekanan opini publik dunia,” kata Hemmati kepada TV pemerintah, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, Jumat.

1. Sanksi Amerika

REUTERS via ANTARANEWS

Iran telah kembali berada di bawah tekanan sanksi AS sejak Presiden Donald Trump menarik negaranya keluar dari perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018. Di bawah sanksi itu AS melarang negara-negara dunia untuk melakukan transaksi apapun dengan Iran atau mereka terancam dijatuhi sanksi juga.

Akibat itu, ekonomi Iran menjadi semakin tertekan. Bahkan sanksi itu membuat Iran tidak bisa menangani pandemik COVID-19 di dalam negeri dengan baik.

Para pejabat Iran telah berulang kali mengatakan bahwa sanksi AS menyulitkan mereka untuk melakukan pembayaran kepada aliansi COVAX, yang dibentuk sejumlah lembaga besar dunia termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mendistribusikan vaksin secara merata. Upaya itu telah ditandatangani oleh sekitar 190 negara.

2. Proses pembelian vaksin Iran

ilustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Hemmati mengatakan izin AS diberikan melalui Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan kepada sebuah bank Iran. Dukungan itu akan memungkinkan Iran untuk mentransfer uang tersebut ke bank Swiss sehingga bisa membayar vaksin COVID-19 untuk warganya.

Hemmati mengatakan Iran akan membayar sekitar 244 juta dolar Amerika Serikat untuk melakukan impor awal atas 16,8 juta dosis vaksin dari COVAX. AS belum mengeluarkan tanggapan apapun terhadap pernyataan Hemmati.

3. Uji coba vaksin

ilustrasi vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Selain berharap pada vaksin impor, Iran telah mengembangkan vaksin COVID-19 sendiri. Perusahaan farmasi Iran, Shifa Pharmed pada minggu ini mulai mendaftarkan sukarelawan untuk melakukan uji coba pada manusia menggunakan kandidat vaksin COVID-19 domestik pertama di negara itu.

Langkah itu dilakukan di tengah perselisihan antar faksi akibat wacana penggunaan vaksin impor, menurut media Iran.

“Kami tidak merekomendasikan suntikan vaksin virus corona asing kepada personel Pengawal Revolusi dan basij (milisi sukarela),” kata kantor berita Iran mengutip Mohammed Reza Naqdi, wakil kepala Pengawal garis keras Iran.

4. Angka kematian akibat COVID-19 menurun

Staf medis gawat darurat dalam sebuah ambulans saat memindahkan pasien COVID-19 ke Rumah Sakit Masih Daneshvari di Tehran, Iran, pada 30 Maret 2020. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Ali Khasa via REUTERS

Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan kepada TV pemerintah sebelumnya bahwa 152 orang telah meninggal karena COVID-19 di Iran dalam 24 jam terakhir. Itu merupakan jumlah terendah sejak 18 September, membuat total kematian menjadi 54.308 kasus.

Menurut Worldometers, per Jumat ini Iran memiliki 1.183.182 kasus COVID-19 di dalam negeri, dengan jumlah pasien sembuh mencapai 924.685 orang. Dengan kasus sebanyak itu, Iran menjadi negara yang terkena dampak corona paling parah di Timur Tengah.

Menurut laporan, penurunan jumlah kematian di Iran terjadi setelah pemerintah memberlakukan berbagai pembatasan di kota-kota besar sejak lebih dari sebulan lalu. Salah satu pembatasan adalah menerapkan denda pada orang-orang yang melanggar aturan pembatasan lalu lintas pada malam hari. Polisi mengatakan ada 96.000 denda yang telah dikeluarkan secara nasional per Rabu atas pengemudi yang melanggar jam malam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us