Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diduga Terima Suap Negara Teluk, Wakil Presiden Parlemen Eropa Ditahan

Bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Belgia melakukan penangkapan terhadap empat orang pada Jumat (9/12/2022)., termasuk wakil presiden parlemen Uni Eropa (UE), Eva Kaili. Penangkapan tersebut terjadi setelah polisi melakukan 16 penggerebekan di ibu kota Brussel.

Mereka diduga menerima suap dari negara Teluk untuk mempengaruhi kebijakan parlemen. Polisi belum menyebutkan negara yang dimaksud, tapi ada laporan bahwa negara Teluk itu adalah Qatar.

1. Negara penyuap berusaha mempengaruhi keputusan ekonomi dan politik UE

Bendera Uni Eropa. (Unsplash.com/Christian Lue)

Melansir France 24, jaksa penuntut mengatakan hasil penggeledahan pihak berwenang berhasil menemukan uang tunai euro dan peralatan elektronik.

"Penggeledahan hari ini memungkinkan penyelidik menemukan uang tunai sekitar 600 ribu euro (Rp9,8 miliar). Peralatan komputer dan ponsel juga disita. Unsur-unsur ini akan dianalisis sebagai bagian dari penyelidikan," kata jaksa.

Jaksa mengatakan para penyelidik menduga negara Teluk berusaha mempengaruhi keputusan ekonomi dan politik di UE selama beberapa bulan dengan memberikan imbalan uang dalam jumlah besar atau menawarkan hadiah besar kepada tokoh berpengaruh di parlemen.

"Empat orang ditangkap untuk diinterogasi dan mungkin dibawa ke hadapan hakim investigasi. Di antara mereka yang ditanyai adalah mantan anggota parlemen Eropa," tambah jaksa.

Sementara itu, AFP melaporkan, seorang sumber yang mengetahui soal penangkapan itu menyebut Member of European Parliament (MEP) dari partai sosialis Yunani, Eva Kaili yang merupakan salah satu wakil presiden Parlemen Eropa, di Brussel pada Jumat malam. 

Hasil Investigasi yang lebih luas mengaitkan kasus suap itu dengan organisasi kriminal, korupsi, dan pencucian uang. Seorang juru bicara parlemen mengatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung, tapi siap bekerja sama dengan pihak berwenang jika diperlukan.

2. Mereka yang ditangkap merupakan warga Italia

Bendera Italia. (Pexels.com/JÉSHOOTS)

Jaksa tidak menyebutkan identitas mereka yang ditangkap dan negara Teluk yang melakukan suap. Namun, ada laporan menuduh Qatar berusaha merusak seorang Sosialis Italia yang menjadi anggota parlemen Eropa dari 2004-2019. Mereka yang ditangkap dilaporkan merupakan warga negara Italia atau berasal dari Italia.

Mantan anggota parlemen yang ditangkap dilaporkan adalah Pier Antonio Panzeri dari sosialis Italia. Dia saat ini memimpin organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Belgia, bernama Fight Impunity.

Warga Italia lainnya, yaitu sekretaris jenderal Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC), Luca Visentini dari Italia, juga dilaporkan termasuk di antara mereka yang ditangkap bersama dengan seorang asisten parlemen dan seorang direktur organisasi.

3. Qatar sebelumnya juga telah dikaitkakan dengan korupsi

Ilustrasi Korupsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir BBC, hari penangkapan pada 9 Desember, bertepatan dengan hari antikorupsi internasional, yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga ditandai oleh Parlemen UE.

Korupsi telah membebani ekonomi UE antara 179 miliar euro (Rp2,9 kuadriliun) hingga 990 miliar euro (Rp16,2 kuadriliun) per tahun, yang mewakili hingga 6 persen dari  total produk domestik UE dalam pendapatan pajak dan investasi yang hilang, menurut perkiraan tahun 2016 oleh parlemen.

Qatar yang dilaporkan terlibat belum memberikan tanggapan. Negara itu telah berulang kali dituduh melakukan korupsi, termasuk dalam upayanya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tuduhan tersebut telah dibantah pemerintah Qatar dan FIFA tidak menemukan adanya tindakan suap.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us