Dirjen WHO: 3 Capaian Besar Wujudkan Kesehatan Global

- WHO berhasil menurunkan jumlah perokok secara global sebanyak sepertiga selama 2 dekade terakhir.
- Berbagai langkah konkret diambil oleh beberapa negara, seperti melarang e-rokok dan implementasi kemasan polos untuk tembakau.
- 34 negara bergabung dalam Rencana Akselerasi Penghentian Obesitas untuk mengurangi prevalensi obesitas pada anak dan remaja.
Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan laporan tahunan WHO untuk tahun 2024 dalam Sidang Majelis Kesehatan Dunia. Dalam pidatonya, ia menyoroti berbagai pencapaian penting yang diraih di tengah tantangan global yang kompleks, termasuk dampak krisis iklim, gizi buruk, dan penyakit tidak menular.
Mengacu pada 14th General Programme of Work, WHO menegaskan kembali komitmennya terhadap tiga misi utama: memajukan (promote), menyediakan (provide), dan melindungi (protect) kesehatan. Berikut adalah tiga capaian besar yang menjadi sorotan dalam laporan tahun ini.
1. Angka perokok turun sepertiga secara global

WHO terus memperkuat upaya untuk menanggulangi penyebab utama penyakit tidak menular, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan tidak sehat. Salah satu capaian terbesar adalah keberhasilan global dalam mengurangi jumlah perokok.
Selama 2 dekade sejak Konvensi Kerangka Kerja WHO tentang Pengendalian Tembakau diberlakukan, angka merokok turun sepertiga secara global. Diperkirakan ada 300 juta perokok lebih sedikit dibanding jika prevalensinya tidak berubah.
Ghebreyesus juga mengapresiasi sejumlah negara yang mengambil langkah konkret atas keberhasilan ini. Vietnam, kata dia, melarang peredaran e-rokok atau produk tembakau yang dipanaskan.
Sementara Pantai Gading, Georgia, Laos dan Oman mengimplementasi kemasan polos untuk tembakau. Lalu melalui inisiatif Tobacco-Free Farms, lebih dari 9.000 petani di Kenya dan Zambia beralih dari menanam tembakau ke kacang tinggi zat besi.
"Selain itu, 15 negara menaikkan pajak atas produk tidak sehat seperti rokok, alkohol, dan minuman bergula, dan 5 negara berhasil menerapkan kebijakan eliminasi lemak trans," ucapnya, dikutip dari situs resmi WHO.
2. Penanganan masalah gizi dan obesitas makin terarah

WHO mencatat kemajuan penting dalam mengatasi beban gizi buruk dan obesitas, yang menjadi masalah serius di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebanyak 34 negara bergabung dalam Rencana Akselerasi Penghentian Obesitas, yang bertujuan mengurangi prevalensi obesitas pada anak dan remaja.
WHO juga menerbitkan pedoman terbaru tentang wasting (gizi buruk akut) untuk membantu negara merespons lebih cepat dan tepat. Organisasi ini berhasil mengamankan pendanaan multiyear untuk 15 negara dengan beban tertinggi, yang menjangkau lebih dari 9 juta orang dan diperkirakan telah menyelamatkan 1 juta nyawa.
3. Seruan dukungan untuk kesehatan berkelanjutan

Menutup laporannya, Ghebreyesus mengingatkan pentingnya kolaborasi dan pendanaan untuk menjaga momentum kemajuan ini. Ia menyerukan dukungan penuh negara anggota terhadap agenda kesehatan global, termasuk dalam replenishment GAVI pada Juni 2025 di Brussel.
“Jika semua rekomendasi diimplementasikan, saya yakin kita akan membuat kemajuan besar,” tegasnya.