Dubes Iran: Barat Framing Seolah Israel yang Jadi Korban

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Iran untuk Indonesia yang baru, Mohammad Boroujerdi, menyebut bahwa media-media Barat kini melakukan framing seolah Israel menjadi korban atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Padahal, Israel-lah yang telah menduduki Palestina bertahun-tahun.
Boroujerdi mengangkat soal Gaza yang kini porak-poranda akibat serangan bertubi-tubi dari Israel tanpa henti. Iran sendiri mendukung pembebasan warga Palestina.
“Media-media Barat ini mem-framing seolah yang menjadi korban adalah Israel. Apa yang kita dengar dari Zionis itu hanya alasan, alasan untuk melanjutkan pembantaian massal di Gaza. Membersihkan bangsa Palestina dari tanahnya sendiri,” kata Boroujerdi, kepada awak media, di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
“Tujuan dari Israel adalah genosida. Membersihkan bangsa Palestina dan melanjutkan pendudukan mereka di tanah warga Palestina,” tegas dia.
1. Krisis Palestina telah terjadi puluhan tahun lalu

Boroujerdi juga menegaskan bahwa krisis Palestina dan Israel sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, bukan tiga pekan lalu di mana Hamas melancarkan serangan ke Israel.
“Tentu sebuah kesalahan bila kita menganggap krisis Palestina ini baru saja terjadi. Sedangkan masalah dua negara ini sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu,” ucap dia.
Menurutnya, pembelaan sah atas tanah Palestina adalah hak dari bangsa Palestina itu sendiri, bukan Israel.
2. Korban tewas sejak 7 Oktober hampir 9 ribu orang

Jumlah korban tewas sejak pecahnya perang Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu juga makin meningkat. Per 31 Oktober 2023, terdata ada 8.610 warga Palestina tewas dan lebih dari 23 ribu orang terluka.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel, selama dua hari berturut-turut terus mengebom daerah yang berdekatan dengan rumah sakit, sehingga menyebabkan kerusakan pada rumah sakit tersebut.
3. Israel berondong kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara

Pasukan Israel menggempur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara dan menewaskan setidaknya 100 warga Palestina. Kamp ini menampung keluarga pengungsi sejak tahun 1948, kala Palestina diduduki oleh Israel.
Salah seorang penghuni kamp Jabalia yang berhasil menyelamatkan diri mengatakan bahwa sejumlah bom yang dijatuhkan Israel tersebut terdengar seperti gempa bumi. Rumah-rumah di kamp tersebut langsung runtuh seketika.
Juru bicara militer Israel Richard Hecht membenarkan adanya serangan Israel ke kamp pengungsi tersebut. Hecht mengatakan, serangan itu untuk menargetkan salah satu komandan Hamas.