FDA AS Setujui Penggunaan Vaksin Tambahan untuk Anak 12-15 Tahun

Washington, D.C, IDN Times - Food and Drug Adminsitration (FDA) Amerika Serikat pada Senin (3/1/2022) waktu setempat memutuskan vaksin tambahan disetujui penggunaannya untuk anak-anak berusia 12-15 tahun. Keputusan ini diambil di tengah anak-anak yang sudah kembali ke sekolah setelah liburan akhir tahun.
1. Pihak FDA sendiri secara khusus mengandalkan data dari Israel
Dilansir Channelnewsasia.com, FDA AS menyetujui vaksin tambahan COVID-19 buatan Pfizer untuk anak-anak berusia 12 tahun serta mengurangi waktu tunggu antara vaksinasi awal dan dosis tambahan dari 6 bulan menjadi 5 bulan untuk segala usia.
Keputusan yang diambil datang ketika pandemik, didorong oleh penyebaran varian Omicron serta jutaan anak kembali bersekolah setelah menjalani liburan. FDA juga menyetujui dosis tambahan vaksin Pfizer untuk anak-anak dengan gangguan kekebalan antara 5-11 tahun, termasuk misalnya individu yang telah menerima transplantasi organ.
Badan tersebut mengatakan pihaknya secara khusus mengandalkan data dari Israel, di mana ribuan anak berusia 12-15 tahun telah menerima dosis tambahan. Selain itu, FDA dalam pernyataannya mengatakan dengan lebih dari 4,1 juta orang berusia 16 tahun ke atas di Israel telah menerima vaksin tambahan mulai dari 5 bulan setelah vaksinasi dua dosis awal menunjukkan tidak ada masalah keamanan baru yang muncul.
"Otorisasi vaksinasi tambahan untuk dilakukan pada 5 bulan dibandingkan 6 bulan karena
itu dapat memberikan perlindungan yang lebih baik lebih cepat bagi individu terhadap varian Omicron yang sangat menular," ungkap pernyataan dari FDA AS yang dilansir dari
Channelnewsasia.com.
2. Kelompok anak-anak berusia 12-15 tahun mewakili sekitar 5 persen dari totalpopulasi di AS
Sampai saat ini, vaksin tambahan masih direkomendasikan untuk semua orang dewasa yang menerima seri awal vaksin Moderna setidaknya 6 bulan lalu atau vaksin Johnson &
Johnson setidaknya 2 bulan lalu.
Sirektur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, Dr. Peter Marks, mengatakan ketika data tambahan masuk untuk vaksin lain, FDA akan mengambil tindakan atas data itu dengan semua kecepatan.
Vaksin tambahan Pfizer mengandung jumlah vaksin yang sama dengan dosis awal, yakni
sekitar 30 mikrogram. Anak-anak berusia 12-15 tahun memenuhi syarat untuk menerima seri awal vaksin Pfizer pada pertengahan Mei 2022 ini, membuka vaksinasi hingga sekitar 17 juta orang tambahan.
Kini, sekitar setengah dari 8,7 juta populasi berusia 12-15 tahun telah divaksinasi sepenuhnya. Sekitar 5 juta dari mereka telah divaksinasi lengkap selama lebih dari 5 bulan dan memenuhi syarat untuk memerima vaksin tambahan.
Menurut data CDC terbaru, anak-anak dalam kelompok usia tersebut mewakili sekitar 5 persen dari total populasi di AS. Mereka menyumbang sekitar 4 persen dari populasi yang divaksinasi penuh di AS dan sekitar 3 persen dari mereka yang memenuhi syarat untuk menerima vaksin tambahan.
3. Rawat inap untuk pasien COVID-19 di AS mengalami peningkatan

Sampai hari Senin waktu setempat, jumlah kasus COVID-19 di AS sudah mencapai angka
57.048.501 kasus dengan rincian 848.803 kasus berakhir meninggal dunia serta
41.692.002 kasus berakhir sembuh.
Di hari yang sama, AS mengalami penambahan kasus baru sebanyak 401.107 kasus baru dan 686 kasus berakhir meninggal dunia. Saat ini, AS memiliki rata-rata sekitar 400 ribu
kasus baru setiap harinya, rekor tertinggi sejak pandemi dimulai terjadi 2 tahun yang lalu.
Rawat inap dalam beberapa pekan terakhir ini mengalami peningkatan, tetapi tidak pada
tingkat yang sama dan untuk saat ini tetap di bawah puncak yang tercatat setahun yang lalu.
Begitu juga dengan rawat inap anak-anak dengan pasien COVID-19 yang juga meningkat,
dengan tingkat vaksinasi terutama lebih rendah di antara anak-anak yang lebih muda.
"Kami menyadari mungkin ada beberapa hambatan di jalan, terutama minggu-minggu ke
depan ini. Tetapi tujuannya adalah pembelajaran tatap muka penuh waktu bagi siswa kami dan mereka sudah cukup menderita," ungkap pernyataan dari Menteri Pendidikan AS,
Miguel Cardona, yang dilansir Channelnewsasia.com.