Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

G7 Akan Beri Sanksi ke Perusahaan China-Korut yang Bantu Militer Rusia

para pejabat negara anggota G7 saat berdiskusi dengan Presiden Ukraina (twitter.com/Bundeskanzler)

Jakarta, IDN Times - Negara-negara anggota G7 sedang berdiskusi soal sanksi kepada perusahaan di China, Iran, dan Korea Utara yang diyakini memberi Rusia suku cadang serta teknologi militer. 

Diskusi tersebut masih dalam tahap formatif dan tindakan yang diambil oleh masing-masing negara G7 mungkin tidak sama. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang akan diberi sanksi juga masih didiskusikan, dikutip dari SCMP

1. China minta AS tak lagi kirim senjata ke Ukraina

bendera China (pixabay.com/PPPSDavid)

G7 berusaha mengentikan pasokan kepada militer Rusia yang digunakan untuk menginvasi Ukraina. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mungkin membantu Rusia menghindari sanksi dari pemerintah negaranya. 

Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan kekhawatiran kepada China tentang peralatan tidak mematikan yang disediakan kepada Rusia. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga akan mendiskusikan masalah tersebut dalam perjalanan ke Beijing, yang ditunda setelah balon mata-mata China yang diduga melintasi negaranya. 

China membalas klaim beberapa perusahaan milik negaranya yang mungkin membantu militer Rusia di Ukraina, dengan mengatakan Washington harus berhenti mengirim senjata jika ingin konflik berakhir.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning, mengatakan negaranya tidak akan pernah menambah bahan bakar ke api, apalagi mengeksploitasi krisis, dilansir Bloomberg

2. Iran dan Korea Utara membantah tuduhan negara-negara Barat

bendera Korea Utara (pixabay.com/zhushenje)

Barat telah memberikan sanksi kepada perusahaan Iran yang diduga memasok drone ke Rusia. Para diplomat negara-negarat Barat juga memanggil perwakilan Korea Utara karena memberi Moskow amunisi perang.

Baik Iran dan Korea Utara menyangkal tuduhan tersebut. Beberapa negara G7 juga percaya bahwa perusahaan China menjual komponen teknologi, seperti microchip, yang menguntungkan Rusia secara militer.

Upaya diplomatik juga dilakukan untuk mengatasi kemungkinan celah pada sanksi yang mungkin dieksploitasi Rusia, dengan peralatan yang berpotensi mengalir melalui negara-negara lainnya seperti Uni Emirat Arab, Turki, dan India.

3. Hubungan diplomatik AS dengan China, Korut, dan Iran masih memanas

Joe Biden saat berpidato di Iowa (twitter.com/POTUS)

AS menjelaskan sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa beberapa perusahaan Beijing mungkin memberikan bantuan untuk perang Rusia di Ukraina. Dukungan tersebut berupa bantuan militer dan ekonomi yang tidak mematikan.

Hal tersebut telah membuka area perselisihan baru di antara AS dan China. Seperti yang diketahui, AS dan China belakangan ini sering terlibat berbagai perselisihan diplomatik, seperti status Taiwan dan dugaan spionase balon oleh China di wilayah AS.

Sementara itu, hubungan AS dengan Iran dan Korea Utara semakin panas akibat banyak faktor. Korea Utara terus melakukan provokasi dengan melakukan peluncuran rudal di sekitar teritorial mitra utama AS di Asia, Jepang dan Korea Selatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us