Gaza Dibom Lagi, Eks Menteri Keamanan Israel Kembali ke Pemerintahan

- Mantan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bergabung kembali dengan koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah Israel membombardir Gaza lagi.
- Kembalinya Ben-Gvir akan memperkuat pemerintahan Netanyahu yang mayoritas parlemennya tipis setelah kepergiannya pada Januari.
- Partai Otzma Yehudit, milik Ben-Gvir, mengundurkan diri saat gencatan senjata disetujui dan mengaitkannya dengan pembebasan warga Palestina yang mereka tentang.
Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bergabung kembali dengan koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ben-Gvir kembali ke pemerintahan usai Israel membombardir Gaza lagi pada Selasa (18/3/2025).
Kembalinya Ben-Gvir akan memperkuat pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang hanya memiliki mayoritas parlemen tipis setelah kepergiannya pada Januari, saat gencatan senjata disetujui.
1. Mengundurkan diri saat gencatan senjata disepakati
Ben-Gvir dan menteri lain dari Partai Otzma Yehudit miliknya, menyerahkan surat pengunduran diri mereka kepada Netanyahu pada 19 Januari saat perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku.
"Sejak saat ini, Partai Otzma Yehudit bukan anggota koalisi," kata partai itu dalam sebuah pernyataan saat itu, dikutip dari Middle East Monitor.
Mereka mengaitkan pengunduran diri tersebut dengan keputusan pemerintah untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata Gaza, dan pembebasan ratusan warga Palestina dari penjara Israel, sebuah langkah yang sangat mereka tentang.
2. Netanyahu selamatkan kehidupan politiknya

Dikutip dari Middle East Eye, serangan terbaru ini bukan tentang membawa kembali para sandera Israel, melainkan tentang kelangsungan hidup politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dimulainya kembali pengeboman oleh Netanyahu di Gaza menunjukkan bahwa ia bersedia melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaannya.
3. Sebanyak 400 warga Gaza tewas

Setidaknya 400 warga Palestina tewas dalam gelombang serangan brutal Israel di Jalur Gaza pada Selasa pagi. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat karena banyak yang berada dalam kondisi kritis atau masih tertimbun reruntuhan bangunan yang dibom.
"Banyak dari mereka yang tewas dalam serangan itu adalah anak-anak," pungkas Kementerian Kesehatan Gaza.