Gelar Pemilu, Rusia Hantamkan Rudal ke Kampung Halaman Zelenskyy

Jakarta, IDN Times - Serangan rudal Rusia menghantam kampung halaman Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Ukraina tengah pada Jumat (8/9/2023). Serangan menewaskan seorang polisi dan 52 orang lainnya.
Rusia pun melancarkan serangan lain di hari yang sama di wilayah selatan Kherson. Serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang. Pemakaman juga diadakan untuk seorang remaja berusia 18 tahun di antara 16 korban tewas dalam serangan Rusia pada Rabu (6/9/2023) di sebuah pasar di Kostiantynivka, Donetsk timur Ukraina.
Serangan Rusia yang terus berkelanjutan memicu ketakutan dikalangan penduduk setempat. Bahkan, ada yang berspekulasi perang dapat meluas ke negara anggota NATO, Rumania, yang berbatasan dengan Ukraina.
1. Serangan merusak 10 gedung di kampung halaman Zelenskyy
Serangan rudal Rusia di kampung halaman Zelensky, Kryvyi Rih, telah merusak sedikitnya 10 bangunan. Tiga orang berada dalam kondisi yang serius setelah berhasil diselamatkan dari reruntuhan.
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, mengunggah foto-foto di Telegram yang menunjukkan sebuah bangunan terbakar. Unit layanan darurat bergerak mengevakuasi korban luka.
Dalam serangan lain pada Jumat, tiga orang yang tewas ketika sebuah bom Rusia menghantam desa Odradokamianka di wilayah Kherson di Ukraina selatan, ujar Klymenko.
2. Rusia gelar pemilu di wilayah aneksasi di Ukraina
Di sisi lain, Rusia saat ini sedang mengadakan pemilihan lokal di wilayah Kherson yang dikuasainya. Pemilihan kepala daerah juga dilakukan di wilayah Donetsk, Luhansk dan Zaporizhzhia.
Di wilayah Kherson, penduduk dan aktivis Ukraina mengatakan bahwa petugas pemungutan suara melakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk dengan ditemani tentara bersenjata. Sementara di Zaporizhzhia, sebagian besar kandidat tidak dikenal oleh penduduk setempat.
Pemungutan suara itu akan berakhir pada Minggu (10/9/2023).
3. Ukraina dan Barat kecam pemungutan suara Rusia
Ukraina menolak pemilu yang diadakan Rusia itu. Kiev juga menyerukan sekutu negaranya untuk mengutuk tindakan Rusia dan mendesak mereka untuk tidak mengakui pemerintahan yang diperoleh dari hasil pemilu tersebut.
Pemilu tersebut dikecam oleh Kiev dan negara-negara Barat. Pemilihan lokal ini dinilai sebagai upaya memperketat cengkraman Rusia atas wilayah Ukraina yang telah dianeksasi, lapor Al Jazeera Jumat (8/9/2023).
“Ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, yang terus diabaikan oleh Rusia,” kata Dewan Eropa, badan hak asasi manusia terkemuka di benua itu.