Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Greta Thunberg Tuding Dunia Diam atas Kejahatan di Azerbaijan

Greta Thunberg (tengah) saat ikut demonstrasi di Georgia. (x.com/GretaThunberg)
Intinya sih...
  • Greta Thunberg mengecam penyelenggaraan KTT COP29 di Baku dan dugaan kekejaman rezim Azerbaijan terhadap Armenia.
  • Thunberg mengkritisi Azerbaijan sebagai negara diktator yang bergantung pada ekspor minyak dan terlibat dalam pelanggaran HAM.
  • Ia menyerukan agar semua delegasi COP29 mengunjungi tawanan Armenia dan membebaskan tahanan politik serta aktivis yang ditahan.

Jakarta, IDN Times - Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, pada Sabtu (16/11/2024), mengadakan kunjungan ke Armenia. Dalam kunjungannya ini, ia menyatakan kecamannya terhadap dugaan kekejaman rezim Azerbaijan kepada Armenia di tengah penyelenggaraan KTT COP29 di Baku. 

Sebelumnya, Thunberg sudah mengkritisi penyelenggaraan KTT COP29 di Baku saat ikut demonstrasi di Tbilisi, Georgia. Ia mengklaim Azerbaijan adalah negara diktator yang bergantung pada ekspor minyak dan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

1. Thunberg bersimpati pada warga Armenia di Nagorno-Karabakh

Thunberg mengungkapkan bahwa dunia tetap diam dan membiarkan Azerbaijan membersihkan seluruh kejahatannya dengan menyelenggarakan KTT COP29 di Baku. 

"Menyediahkan bahwa dunia membiarkan Azerbaijan melakukan greenwashing seluruh tindakan kriminalnya dengan menjadi tuan rumah COP29. Azerbaijan jelas berusaha mengekspansi ekstraksi migasnya dan banyak negara yang mengimpor sumber daya tersebut dan menutup mata," tuturnya, dilansir Jam News.

Ia mengatakan, ikut bersimpati kepada warga Armenia di Nagorno-Karabakh dan merasa punya privilese karena tidak perlu bangun setiap hari untuk memperjuangan hak-haknya maupun hak yang dimiliki rakyatnya. 

Mengenai penyelenggaraan COP29, Thunberg menggarisbawahi penekanan kepada rezim Baku kepada aktivis di Azerbaijan. Ia meminta agar semua berhenti mengungkapkan soal progres perubahan iklim dari acara KTT COP29 di Azerbaijan. 

2. Desak Azerbaijan bebaskan aktivis dan tawanan perang Armenia

Pada Jumat (15/11/2024), Thunberg mengatakan demonstrasi di depan Kantor PBB di Yerevan. Ia pun meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pergi ke Nagorno-Karabakh dan mencari apakah masih ada warga Armenia yang tinggal di sana. 

Melansir Armenia News, ia menyerukan kepada seluruh delegasi yang hadir dalam COP29 di Baku untuk mengunjungi tawanan Armenia. Ia pun mendesak agar Baku membebaskan seluruh tahanan politik, tawanan perang, dan aktivis yang ditahan. 

"Ini sangat mengganggu melihat bagaimana penanganan ekskalasi krisis iklim yang terjadi saat ini justru digelar di negara minyak yang tidak mempedulikan hak asasi manusia secara mendasar. Azerbaijan memiliki darah di tangannya, baik terhadap penduduknya sendiri maupun ethnic cleansing terhadap warga Armenia di Nagorno-Karabakh," terangnya. 

3. Thunberg kunjungi Museum Genosida Armenia

Aktivis lingkungan Swedia itu juga sudah mengunjungi Komplek Memorial Genosida Armenia di Tsitsernakaberd. Ia pun melakukan momen hening ketika berada di area Api Abadi untuk mengenang rakyat Armenia yang menjadi korban genosida.

Tak hanya berkunjung ke monumen tersebut, Thunberg juga mengunjungi Museum Genosida Armenia. Ia ditemani oleh Kepala Institut Museum Genosida Armenia, Edita Gzoyan yang menceritakan sejarah genosida etnis Armenia. 

"Terima kasih atas pekerjaan Anda yang tidak ternilai harganya. Sekarang, ini terserah bagi setiap orang dan semua dari kita untuk melanjutkan penyebaran kesadaran dan menuntut keadilan. Peristiwa ini tidak boleh lagi terjadi bagi semua orang," tulisnya dalam buku tamu, dikutip Armen Press

Setelah itu, Gyozan juga memberikan hadiah buku tentang insiden genosida etnis Armenia dan konflik Nagorno-Karabakh. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us