Grup Wagner Minta Media Berhenti Beritakan Bakhmut Direbut

Jakarta, IDN Times - Pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin meminta para jurnalis untuk berhenti mengeluarkan laporan yang menyebut bahwa Rusia telah merebut kota Bakhmut.
Dalam sebuah unggahan di Telegram, Prigozhin juga meminta agar para jurnalis berhenti menggunakan kata ‘cleared’ yang bisa berarti membunuh.
“Pejuang Wagner melakukan segala cara untuk menguasai Bakhmut, tetapi kami belum diberi amunisi, peralatan militer, senjata dan kendaraan,” kata Prigozhin, dikutip dari Anadolu, Kamis (9/3/2023).
1. Menyindir pernyataan Menhan Rusia
Sementara itu, Prigozhin terus menyindir pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu yang mengatakan Bakhmut hampir dikuasai.
“Mungkin untuk menyenangkan penonton Rusia. Mungkin untuk mengganggu Zelenskyy. Dan kami merasakan kemarahan Zelenskyy pada kami sepenuhnya,” ucap dia.
Menurutnya, pertempuran memang terjadi sepanjang waktu, namun warga Ukraina tidak melarikan diri ke mana pun.
“Zelenskyy tidak kehabisan orang. Tapi, tentara Ukraina berbeda dengan Wagner yang memiliki amunisi dan perbekalan lain yang melimpah,” tuturnya.
2. Wagner mengklaim 11 ribu tentara Ukraina tewas
Sementara itu, Grup Wagner mengklaim bahwa sekitar 11 ribu tentara Ukraina telah tewas dalam pertempuran selama sebulan terakhir.
“Orang Ukraina tidak lari ke mana-mana. Mereka mati secara massal untuk Bakhmut dan menyerah. Mereka sama seperti kita dan mereka memiliki daerah yang sama mengalir di dalam diri mereka,” ucapnya lagi.
3. Belum dapat diverifikasi pernyataan soal menduduki Bakhmut
Wagner Grup asal Rusia mengklaim bahwa mereka telah berhasil menguasai bagian timur Bakhmut, Ukraina.
“Unit perusahaan militer swasta Wagner telah berhasil menguasai bagian timur Bakhmut, termasuk Sungai Bakhmutka,” ungkap Prigozhin, kemarin.
Meski demikian, klaim Grup Wagner ini belum dapat diverifikasi secara independen lantaran Prigozhin beberapa kali sempat mengeluarkan klaim yang keliru.