Hamas Sambut Baik Resolusi DK PBB Gencatan Senjata selama Ramadan

Jakarta, IDN Times – Hamas meminta Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memberikan tekanan pada Israel agar mematuhi gencatan senjata dan menghentikan genosida atau pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
Tanggapan itu disampaikan setelah DK PBB pada Senin (25/3/2024) mengesahkan resolusi yang menuntut gencatan senjata di Gaza.
“Kami menggarisbawahi perlunya mencapai gencatan senjata permanen yang mengarah pada penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza dan kembalinya para pengungsi ke rumah mereka,” kata Hamas, dilansir Anadolu.
1. Hamas siap berunding dengan Israel

Kelompok perlawanan Palestina tersebut juga mengaku siap melanjutkan perundingan dengan Israel, termasuk melakukan operasi pertukaran tahanan.
“Perjanjian apa pun harus menjamin kebebasan bergerak warga Palestina dan masuknya semua kebutuhan kemanusiaan bagi seluruh penduduk di Gaza,” tambahnya.
Pada Minggu, Israel mengaku siap membebaskan 700-800 tahanan warga Palestina dalam kesepakatan dengan Hamas. Sebagai imbalan, Hamas harus melepas warga Israel yang disandera.
2. AS abstain dalam pemungutan suara

DK PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata di Gaza selama bulan suci Ramadan. Sebanyak 14 negara memberikan suara mendukung resolusi tersebut, sedangkan AS abstain dalam pemungutan suara.
Resolusi tersebut menyerukan gencatan senjata sementara, bukan gencatan senjata berkelanjutan yang langgeng.
DK PBB juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera, serta memastikan akses kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan medis dan kebutuhan kemanusiaan lainnya.
3. Israel memprotes PBB

Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan bahwa abstainnya AS dalam pemungutan suara di PBB tidak mewakili perubahan dalam kebijakan Washington. Kirby mengatakan pihaknya akan konsisten mendorong upaya pertukaran tahanan antara kedua pihak.
Akibat AS yang tidak menggunakan hak vetonya, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungannya ke Washington yang dijadwalkan hari ini. Namun, Gedung Putih belum memberi konfirmasi atas hal tersebut.
Utusan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, kemudian mengkritik PBB dan menyalahkan Hamas dalam konflik tersebut.
"Hamas mengubah setiap inci Gaza menjadi mesin teror, tepat di bawah pengawasan PBB, mungkin dengan bantuan beberapa badan PBB seperti UNWRA," ungkapnya, dilansir Jerussalem Post.
Ia juga menyayangkan PBB karena lambatnya tindakan yang diberikan terhadap pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.