Hamas Serahkan Jenazah Sandera Israel ke-16

- Hamas berjanji kembalikan semua jenazah sandera Israel
- Keluarga sandera Israel minta fase kedua gencatan senjata ditunda
- Hamas mengaku kesulitan mencari jenazah sandera Israel
Jakarta, IDN Times- Hamas kembali menyerahkan jenazah salah satu sandera yang tewas kepada Israel melalui Palang Merah Internasional pada Senin (27/10/2025). Penyerahan ini menjadi bagian dari upaya Hamas memenuhi kewajibannya di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS).
Jika dikonfirmasi, jenazah sandera ini akan menjadi yang ke-16 dari total 28 sandera tewas yang wajib dikembalikan oleh kelompok Palestina tersebut. Proses pemindahan peti mati ini dilakukan oleh Palang Merah yang kemudian akan diserahkan kepada pasukan militer Israel (IDF) di Gaza untuk identifikasi lebih lanjut.
1. Hamas berjanji kembalikan semua jenazah sandera Israel
Peti mati yang diyakini berisi sisa jenazah sandera tersebut diterima oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan dinas keamanan (ISA) dari Palang Merah. Jenazah kemudian dibawa ke Israel untuk menjalani tes forensik di Institut Forensik Nasional guna memastikan identitasnya sebelum diserahkan kepada keluarga.
Pihak militer Israel mengatakan bahwa semua keluarga sandera telah diberi kabar mengenai proses sulit ini, dan usaha untuk memulangkan sandera akan terus dilakukan. Serah terima jenazah ini terjadi beberapa jam setelah serangan drone Israel di Gaza selatan yang menewaskan dua warga Palestina.
Meskipun mendapat tekanan terkait lambatnya pemulangan jenazah, Hamas berjanji untuk mengembalikan semua jenazah yang tersisa.
“Kami menegaskan komitmen kami untuk menyelesaikan fase pertama perjanjian gencatan senjata guna mencegah pendudukan (Israel) mencari dalih apa pun,” ujar Juru Bicara Hamas Hazem Qassem, dilansir The New Arab.
2. Keluarga sandera Israel minta fase kedua gencatan senjata ditunda
Keterlambatan pemulangan sisa jenazah telah memicu kemarahan publik dan keluarga sandera di Israel, yang sering berkumpul di Hostages Square Tel Aviv. Dari 28 sandera yang tewas, saat ini masih ada 12 jenazah yang belum ditemukan atau diserahkan oleh Hamas.
Sebelum penyerahan jenazah terbaru, 11 dari jenazah sandera yang masih berada di Gaza adalah warga Israel, satu warga Tanzania, dan satu warga Thailand. Keluarga para sandera mendesak pemerintah Israel dan mediator internasional untuk mengambil tindakan segera.
Mereka juga menuntut agar pemerintah Israel menahan diri untuk melanjutkan ke fase berikutnya dari perjanjian gencatan senjata.
“Keluarga mendesak pemerintah Israel, administrasi Amerika Serikat, dan para mediator untuk tidak melanjutkan ke fase perjanjian berikutnya sampai Hamas memenuhi semua kewajibannya dan mengembalikan setiap sandera ke Israel,” tutur Forum Sandera dan Keluarga Hilang, dilansir BBC.
3. Hamas mengaku kesulitan mencari jenazah sandera Israel
Hamas mengaku kesulitan menemukan jenazah yang tersisa. Hal ini disebabkan oleh kerusakan parah dan perubahan lanskap di Jalur Gaza akibat serangan Israel selama dua tahun.
Negosiator Hamas Khalil al-Hayya menjelaskan bahwa medan Gaza telah berubah dan beberapa orang yang menguburkan jenazah mungkin tewas atau lupa lokasi penguburan. Namun, pihak Israe meyakini bahwa Hamas setidaknya mengetahui lokasi beberapa jenazah yang mereka klaim hilang.
Untuk membantu upaya pencarian, Israel telah mengizinkan tim teknis dari Mesir, bersama dengan staf Palang Merah dan perwakilan Hamas, masuk ke Gaza. Tim ini menggunakan alat berat seperti ekskavator dan truk untuk menggali puing-puing.
Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza masih mengkhawatirkan meskipun gencatan senjata sedang berjalan. Kepala Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Younis al-Khatib, memperingatkan bahwa rehabilitasi mental penduduk Gaza akan jauh lebih sulit daripada pembangunan kembali rumah-rumah yang hancur, dilansir Al Jazeera.

















