Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Mau Pilih Sendiri Pasukan Asing di Gaza, Turki Dilarang Gabung

pemandangan sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)
pemandangan sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)
Intinya sih...
  • Israel menolak Turki terlibat dalam pasukan keamanan Gaza
  • Israel ingin tetap kontrol penuh keamanan di Gaza
  • Pencarian sisa jenazah sandera oleh Hamas berlanjut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan menentukan pasukan asing mana yang diizinkan masuk ke Gaza. Pasukan ini akan bertugas mengamankan gencatan senjata, sebagai bagian dari rencana perdamaian yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Netanyahu menekankan bahwa Israel memiliki kendali penuh atas keamanannya di wilayah tersebut. Sikap Israel ini juga diklaim telah disetujui oleh AS.

“Kami mengendalikan keamanan kami, dan kami juga telah menjelaskan mengenai pasukan internasional bahwa Israel akan menentukan pasukan mana yang tidak dapat kami terima, dan begitulah cara kami beroperasi dan akan terus beroperasi,” ujar Netanyahu, dilansir CBC News pada Minggu (26/10/2025).

1. Israel tidak mau Turki terlibat dalam pasukan keamanan Gaza

Pasukan internasional ini direncanakan untuk membantu mengamankan gencatan senjata setelah penarikan pasukan Israel dari Gaza. Pembentukan ini dianggap penting untuk menjaga stabilitas, meskipun masih belum jelas apakah negara-negara Arab akan siap mengirim pasukan.

Pemerintahan Trump sendiri dilaporkan tidak akan mengirim tentara AS ke Jalur Gaza. Namun, Washington telah berbicara dengan beberapa negara termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Qatar, Turki, dan Azerbaijan agar berkontribusi dalam pasukan ini.

Di sisi lain, Israel telah menyuarakan kekhawatiran tentang komposisi pasukan tersebut. Netanyahu disebut akan menentang keterlibatan Turki dalam pasukan keamanan di Gaza.

Hubungan Turki-Israel memang memburuk drastis selama perang Gaza berlangsung. Presiden Turki Tayyip Erdogan kerap mengecam operasi darat dan udara Israel yang telah menghancurkan wilayah Palestina itu.

2. Israel ingin tetap kontrol penuh keamanan di Gaza

Meskipun menyetujui gencatan senjata, Israel bersikeras untuk tetap mengontrol keamanan seluruh Gaza. Mereka menegaskan akan memutuskan sendiri kapan dan di mana harus menyerang musuh-musuh mereka.

“Israel adalah negara merdeka. Kami akan membela diri dengan cara kami sendiri dan kami akan terus menentukan nasib kami,” kata Netanyahu, dikutip Al Arabiya.

Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menyatakan bahwa Israel akan memiliki kendali keamanan penuh di Jalur Gaza. Israel menginginkan adanya demiliterisasi Gaza dan melarang Hamas untuk memerintah rakyat Palestina lagi.

3. Pencarian sisa jenazah sandera oleh Hamas berlanjut

Selain isu pasukan internasional, rencana gencatan senjata juga mencakup berbagai langkah-langkah rumit lain. Langkah-langkah ini termasuk pelucutan senjata Hamas dan menentukan tata kelola Gaza ke depannya.

Sementara itu, Hamas juga didesak untuk segera mengembalikan semua jenazah sandera Israel. Pada Minggu, Hamas mengaku telah memperluas pencarian untuk 13 mayat sandera yang tersisa.

Mesir dilaporkan telah mengerahkan tim ahli teknis dengan peralatan berat, termasuk ekskavator dan buldoser, untuk memasuki Gaza. Sebelumnya, Hamas mengaku kesulitan menemukan jenazah karena kerusakan parah di Gaza. Namun, Israel tidak menerima alasan Hamas ini.

“Israel sadar bahwa Hamas tahu di mana jenazah sandera kami berada. Jika Hamas berusaha lebih keras, mereka akan mampu mengambil jenazah sandera kami,” tutur juru bicara pemerintah Israel, dilansir The Straits Times.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

AS Berencana Revisi Aturan Visa bagi Warga Mali, Perbaiki Relasi?

28 Okt 2025, 09:09 WIBNews