Indonesia Bakal Kirim Bantuan Lagi ke Myanmar Besok

- Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan untuk Myanmar yang dilanda gempa bumi magnitudo 7,7 pada Kamis (3/4/2025).
- Pesawat Super Hercules C-130J milik TNI AU membawa tim aju bantuan kemanusiaan tiba di Bandara Internasional Naypyidaw, Myanmar.
- Bantuan ini merupakan kebutuhan yang diperlukan Myanmar karena lebih dari 2.600 orang dilaporkan tewas akibat gempa bumi tersebut.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu), Sugiono, mengatakan Indonesia akan kembali mengirim bantuan kemanusiaan untuk Myanmar yang dilanda gempa bumi dengan magnitudo (M) 7,7. Bantuan itu akan dikirim pada Kamis (3/4/2025).
"Jadi, kita merespons apa yang disampaikan oleh Myanmar pasca kejadian gempa kemarin, ini sedang kita proses persiapannya, rencananya besok bantuan yang jadi mulai dari tanggal 31 (Maret) sudah ada tim yang juga kirimkan, jadi besok secara resmi kita akan kirimkan bantuan," ujar Sugiono di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).
1. Bantuan kemanusiaan kloter pertama sudah tiba di Myanmar

Pesawat Super Hercules C-130J milik TNI Angkatan Udara (AU) dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma yang membawa tim aju bantuan kemanusiaan tiba di Bandara Internasional Naypyidaw, Myanmar pada Selasa (1/4/2025).
Pesawat itu mengangkut 12.030 kilogram logistik dan alat perlengkapan, termasuk 20 unit tenda serbaguna. Ada pula sejumlah bahan kebutuhan pokok. Pesawat yang diterbangkan oleh pilot Letkol Pnb Chandra Danang tersebut, turut membawa enam personel dari unsur pengamanan.
"Setibanya di Myanmar, tim aju segera berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan kelancaran penyaluran bantuan serta mempersiapkan kedatangan bantuan Pemerintah Indonesia yang diberangkatkan dalam tahap berikutnya," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Ardi Syahri di dalam keterangan tertulis pada Selasa (2/4).
Saat di Myanmar, komandan misi dipimpin Kolonel Pnb Beny Aprianto. Pesawat Hercules kembali ke Indonesia pada pukul 11.36 waktu setempat pada Selasa kemarin (2/4/2025).
2. Indonesia kirimkan bantuan atas permintaan Myanmar

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, bantuan ini merupakan kebutuhan yang diperlukan Myanmar. Apalagi berdasarkan informasi terbaru akibat gempa bumi berkuatan 7,7 skala richter, lebih dari 2.600 orang dilaporkan tewas.
Total hampir ada 100 orang yang dikirim, termasuk di dalamnya 73 personel tim SAR.
"Kami bergerak atas permintaan dari Pemerintah Myanmar. Mereka meminta bantuan melalui Kemenlu kemudian berkoordinasi kepada kami," ujar Suharyanto di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Selasa kemarin.
Pengiriman bantuan itu juga sudah disepakati dalam rapat tingkat menteri yang dilaksanakan pada Minggu kemarin. Rapat tersebut dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
3. Bantuan yang dikirim ke Myanmar termasuk yang paling besar

Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan jika bantuan kemanusiaan Indonesia ke Myanmar adalah salah satu yang terbesar yang pernah dikirim. Sebab, TNI mengirimkan dua pesawat Hercules dan satu kapal rumah sakit.
Ia mengatakan, tim SAR dari Indonesia akan berpacu dengan waktu dalam mengevakuasi korban gempa berkekuatan 7,7 skala richter. Sebab, periode emasnya sudah terlewati, yakni tiga hari. Berdasarkan data yang ia terima per Selasa (1/4/2025), jumlah korban tewas sudah menembus angka 2.600 jiwa.
"Tetapi, yang perlu diselamatkan, masih banyak. Kondisi tempat bapak dan ibu bertugas nanti tidak seperti di negara kita. Mungkin situasi yang akan dilewati Basarnas lebih sulit saat ini di Myanmar dibandingkan tugas pada 2023 lalu saat membantu evakuasi korban gempa di Turki dan Suriah," katanya.
"Bantuan kemanusiaan yang dikirimkan kali ini (ke Myanmar), termasuk yang paling besar karena TNI sampai mengerahkan dua pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing 747," lanjut dia.
Sementara, pada Selasa kemarin pemerintah mengirimkan bantuan gelombang kedua ke Myanmar. Bantuan itu terdiri dari satu unit truk, tiga anjing pencari dan handler-nya, 17 tenda pengungsi dan peralatan penyelamatan.
Ia menjelaskan, komunikasi di Myanmar belum berfungsi kembali. Listrik di beberapa daerah pun masih padam. Maka, ia menyadari tim pendukung bagi SAR dari Indonesia sangat terbatas.