Israel Akan Bangun Hampir 1.000 Rumah di Tepi Barat

Jakarta, IDN Times - Israel telah mengeluarkan tender untuk pembangunan hampir 1.000 rumah di Tepi Barat yang diduduki, kata kelompok antipermukiman mengatakan pada Senin (17/2/2025).
Menurut kelompok pengawas permukiman Israel, Peace Now, 974 unit rumah baru tersebut direncanakan dibangun di permukiman Efrat dekat Yerusalem.
Permukiman di Tepi Barat didorong oleh kelompok garis keras dan pemerintah Israel. Pemimpin Peace Now, Hagit Ofran, mengatakan konstruksi mungkin dimulai setelah proses kontrak dan penerbitan izin, yang diperkirakan memakan waktu setidaknya satu tahun.
Proyek tersebut akan meningkatkan sekitar 40 persen populasi permukiman Efrat, yang terletak sekitar 12 km barat daya Yerusalem. Namun, pembangunan seluruh lingkungan di permukiman Efrat menghalangi pengembangan kota metropolitan Betlehem di selatan. Jika Israel mencaploknya, hal itu akan memutus seluruh Tepi Barat bagian selatan.
1. Permukiman ilegal Israel dinilai menjadi hambatan besar perdamaian
Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur dalam Perang Arab-Israel pada 1967. Palestina telah berulang kali menegaskan hak nya atas ketiga wilayah tersebut dan memandang permukiman ilegal Israel sebagai hambatan besar bagi perdamaian.
Peace Now menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merugikan kepentingan negara itu dan melemahkan solusi dua negara dengan memaksakan kenyataan di lapangan.
"Sementara rakyat Israel mengarahkan pandangan mereka pada pembebasan sandera dan mengakhiri perang, pemerintahan Netanyahu menggunakan steroid untuk menetapkan fakta di lapangan yang akan menghancurkan peluang perdamaian dan kompromi," kata badan itu, dikutip dari Anadolu.
Komunitas internasional, termasuk PBB, menganggap permukiman Israel ilegal menurut hukum internasional. Organisasi internasional itu telah berulang kali memperingatkan bahwa perluasan permukiman yang berkelanjutan mengancam kelangsungan solusi dua negara, yang dipandang sebagai kunci untuk menyelesaikan konflik.
2. Israel telah membangun lebih dari 100 permukiman di Tepi Barat

Dilansir Al Jazeera, Israel telah membangun lebih dari 100 permukiman di Tepi Barat, mulai dari pos terdepan di puncak bukit hingga komunitas yang sudah berkembang dengan blok apartemen, mal, dan taman. Lebih dari 500 ribu pemukim tinggal di Tepi Barat yang diduduki, yang merupakan rumah bagi sekitar tiga juta warga Palestina.
Secara paralel, Israel telah mengintensifkan kampanye pengusiran warga Palestina sejak awal 2025. Pihaknya telah menghancurkan 27 bangunan di Yerusalem Timur, termasuk 18 unit permukiman. Hal itu nampaknya merupakan upaya sistematis untuk mengusir warga Palestina sekaligus memperluas permukiman Negara Zionis itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap permukiman Israel pada masa jabatan pertamanya. Pada saat yang bersamaan, Tel Aviv terus memperluas permukiman di wilayah tersebut.
3. Serangan terhadap warga palestina di Tepi Barat meningkat

Serangan pemukim terhadap warga Palestina juga telah meningkat. Badan kemanusiaan PBB mengatakan, 2024 adalah tahun terburuk untuk kekerasan yang dilakukan pemukim Israel sejak badan internasional itu mulai mencatat hampir 20 tahun yang lalu, mengutip The New Arab.
Kelompok hak asasi manusia utama menggambarkan situasi tersebut sebagai apartheid. Hal tersebut dibantah Israel, yang memandang Tepi Barat yang diduduki sebagai pusat sejarah dan alkitabiah bagi orang-orang Yahudi dan menentang negara Palestina.
Permukiman di wilayah pendudukan Palestina telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak pemerintahan Netanyahu di Israel berkuasa pada Desember 2022.