Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Bom RS di Gaza, 20 Orang Tewas Termasuk Jurnalis

serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • 20 warga Palestina, termasuk 5 jurnalis, tewas dalam serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan
  • Media seperti Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera mengutuk serangan tersebut sebagai upaya untuk mengubur kebenaran
  • Juru bicara militer Israel membantah menargetkan jurnalis dan menyatakan kepala staf telah memerintahkan penyelidikan awal terkait serangan pada Senin
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 20 warga Palestina, termasuk lima jurnalis, tewas dalam serangan Israel terhadap Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, pada Senin (25/8/2025).

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, militer Israel melancarkan dua serangan udara yang menghantam lantai empat salah satu gedung di kompleks tersebut. Serangan kedua terjadi ketika tim penyelamat sedang mengevakuasi korban luka dan mengambil jenazah dari serangan pertama.

Video yang dirilis oleh al-Ghad TV memperlihatkan detik-detik ketika petugas pertahanan sipil dengan rompi oranye terang dan sejumlah jurnalis terkena serangan bom saat berusaha mengevakuasi jenazah dari serangan sebelumnya. Mereka tampak mengangkat tangan untuk melindungi diri sebelum akhirnya tewas akibat ledakan. Dalam video lainnya, terlihat tumpukan jenazah tergeletak di lokasi tempat mereka berdiri.

1. Korban termasuk jurnalis, pasien serta petugas medis dan penyelamat

Jurnalis yang tewas di antaranya adalah Hussam al-Masri, fotografer Reuters; Mariam Abu Dagga, jurnalis untuk The Independent Arab dan The Associated Press; dan Moaz Abu Taha, jurnalis NBC; Mohammad Salama, fotografer Al Jazeera; dan Ahmed Abu Aziz, yang bekerja untuk Quds Feed Network dan media lainnya. Selain mereka, beberapa pasien, petugas kesehatan dan pertahanan sipil juga ikut tewas.

“Rekan-rekan jurnalis syahid ketika pendudukan Israel melakukan kejahatan mengerikan dengan mengebom sekelompok jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, dan banyak syuhada menjadi korban dari kejahatan ini,” kata Kantor Media Pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Pihaknya menyebut Israel beserta sekutunya, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, dan Perancis , turut bertanggung jawab atas kebrutalan tersebut.

2. Media kecam serangan terhadap para jurnalis

Dalam pernyataan terpisah, Reuters dan Associated Press mengaku terkejut dan sedih atas kabar kematian jurnalis mereka.

“Kami melakukan segala upaya untuk menjaga keselamatan para jurnalis kami di Gaza, saat mereka terus memberikan laporan langsung yang krusial di tengah kondisi sulit dan berbahaya,” demikian pernyataan dari Associated Press.

Sementara itu, Al Jazeera mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai upaya nyata untuk mengubur kebenaran.

“Darah para jurnalis kami yang gugur di Gaza belum kering, namun pasukan pendudukan Israel kembali melakukan kejahatan lain terhadap juru kamera Al Jazeera, Mohammed Salama, bersama tiga jurnalis foto lainnya,” kata jaringan media itu dalam pernyataannya.

Dua pekan lalu, jurnalis ternama Al Jazeera, Anas al-Sharif, terbunuh bersama empat rekannya dalam serangan di depan Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan Anas, yang dituduh sebagai pemimpin sel Hamas. Namun, tuduhan tersebut sebelumnya telah dibantah keras oleh al-Sharif sendiri maupun kelompok pegiat hak asasi media.

Menurut Komite untuk Perlindungan Jurnalis (CPJ), sedikitnya 192 jurnalis Palestina telah terbunuh sejak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan total jurnalis yang terbunuh secara global dalam tiga tahun sebelumnya, dilansir dari The Guardian.

3. Israel klaim tidak targetkan jurnalis

Sementara itu, juru bicara militer Israel mengatakan bahwa kepala staf telah memerintahkan penyelidikan awal terkait serangan pada Senin. Pihaknya menyampaikan penyesalan atas cedera yang dialami personel yang tidak terlibat dan menegaskan bahwa jurnalis bukanlah sasaran serangan.

Mohamed Elmasry, profesor studi media di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengatakan Israel telah belajar bahwa mereka dapat melakukan hampir apa pun yang diinginkan tanpa menghadapi konsekuensi selama perang di Gaza.

“Jika ada satu hal yang dipelajari Israel selama 23 bulan terakhir, itu adalah mereka bisa melakukan apa pun dan lolos begitu saja. Yang perlu dilakukan tentara Israel hanyalah mengeluarkan pernyataan—entah menyangkal, mengalihkan, atau menyalahkan Hamas,” katanya kepada Al Jazeera, merujuk serangan terbaru ini.

Sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza telah diserang atau digeledah sejak perang meletus. Israel mengklaim bahwa para pejuang Hamas beroperasi dari dalam fasilitas medis, meskipun klaim tersebut tidak pernah terbukti.

Israel telah dituduh melakukan genosida dalam perangnya di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 62 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us