Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Tengah Banjir Parah di Gaza

Serangan udara dan darat Israel di wilayah Gaza, telah menghancurkan wilayah kantong tersebut sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023. Pihaknya juga terus mengendalikan semua akses ke Gaza. (x.com/UNLazzarini)
Serangan udara dan darat Israel di wilayah Gaza, telah menghancurkan wilayah kantong tersebut sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023. Pihaknya juga terus mengendalikan semua akses ke Gaza. (x.com/UNLazzarini)
Intinya sih...
  • Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan puluhan tenda yang menampung keluarga pengungsi telah terendam banjir akibat air hujan di daerah Al-Mawasi, Khan Younis.
  • Warga yang mengungsi di kamp tenda Muwasi di Gaza, berupaya menggali parit untuk mencegah air membanjiri tenda mereka.
  • Badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas bantuan kemanusiaan di Gaza mengklaim bahwa pihaknya mengizinkan masuknya bahan-bahan untuk persiapan musim dingin.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Jurnalis Al Jazeera, Ibrahim al-Khalili melaporkan pada Minggu (16/11/2025), bahwa militer Israel kembali menyerang warga Palestina di Jalur Gaza. Israel melakukan pengeboman di sebelah timur Khan Younis di Gaza selatan, yang menewaskan tiga warga Palestina. Di hari yang sama, Israel juga membombardir permukiman Zeitoun di kota Gaza dan daerah-daerah dekat kota Rafah di selatan.

Al-Khalili mengatakan tentara Israel menghancurkan rumah-rumah dan melanggar 'garis kuning', yakni batas penarikan sementara yang di sepakati dalam gencatan senjata. Tindakan tersebut terjadi saat daerah kantong itu dilanda hujan lebat yang membanjiri tenda-tenda darurat yang menampung ribuan orang.

"Situasi semakin memburuk bagi keluarga yang tinggal di dekat garis kuning. Sebab, militer terus menghancurkan bangunan tempat tinggal dan menyebarkan kepanikan, ketika mereka menghadapi hujan lebat yang membanjiri tempat penampungan sementara," ungkapnya.

Sejak dimulainya perjanjian gencatan senjata bulan lalu, sebanyak 266 orang tewas dan 635 orang terluka akibat serangan Israel. Angka tersebut menambah total setidaknya 69.483 warga Palestina yang terbunuh, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, akibat genosida Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Serta, melukai 170.706 orang lainnya.

1. Risiko bangunan runtuh akibat hujan lebat dan angin kencang

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan puluhan tenda yang menampung keluarga pengungsi telah terendam banjir akibat air hujan di daerah Al-Mawasi, Khan Younis. Pihaknya juga memperbarui peringatan tentang risiko bangunan yang hancur dan tidak stabil secara struktural dapat runtuh menimpa penghuninya akibat hujan lebat dan angin kencang.

"Kami telah mencatat bencana berskala besar yang disebabkan oleh badai yang melanda Gaza di tengah kehancuran besar-besaran yang ditimbulkan oleh Israel selama dua tahun genosida," kata Basal pada 16 November 2025, dikutip dari Anadolu Agency.

Ia juga mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan bantuan terhadap warga Palestina di Gaza.

2. Israel mengklaim beri akses untuk bantuan jelang musim dingin

Warga yang mengungsi di kamp tenda Muwasi di Gaza, berupaya menggali parit untuk mencegah air membanjiri tenda mereka.

Menurut PBB, Muwasi telah melindungi hingga 425 ribu warga Palestina yang mengungsi sejak awal tahun ini. Muwasi sebagian besar merupakan bukit pasir yang belum dikembangkan sebelum militer Israel menetapkannya sebagai zona kemanusiaan di awal perang.

Sementara itu, Badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas bantuan kemanusiaan di Gaza mengklaim bahwa pihaknya mengizinkan masuknya bahan-bahan untuk persiapan musim dingin, termasuk selimut dan terpal tebal, AP News melaporkan.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya baru-baru ini bahwa ia tidak tahu berapa lama gencatan senjata di Gaza akan berlangsung.

3. Pengawasan ketat Israel terhadap UNRWA mempersulit penyaluran bantuan

Potret kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza. (x.com/UNICEFpalestine)
Potret kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza. (x.com/UNICEFpalestine)

Menurut kantor media Gaza, sebanyak 1,5 juta warga Palestina mengungsi di Gaza. Mereka hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dengan akses yang terbatas terhadap kebutuhan pokok dan layanan penting yang sangat terbatas akibat blokade Israel yang terus berlanjut.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa 13 ribu keluarga di Gaza yang rumahnya hancur akibat pemboman Israel sejak dua tahun yang lalu, kini terpapar suhu beku dan banjir di tempat penampungan yang sangat tidak memadai. Dilaporkan, lebih dari 80 persen bangunan dan unit perumahan di Gaza telah rusak atau hancur sejak awal perang.

Direktur komunikasi UNRWA, Tamara Alrifai, mengatakan Israel telah membatasi apapun yang boleh masuk ke wilayah kantong tersebut. Mereka juga melarang barang-barang tertentu yang dianggap memiliki fungsi ganda dan berpotensi digunakan untuk keperluan militer.

"UNRWA berada di bawah pengawasan dan pembatasan dua kali lipat lebih besar, dibandingkan badan-badan lain meskipun merupakan badan terbesar di sana," ujar Rifai.

Rifai juga mengungkapkan UNRWA memiliki cukup pasokan untuk mengisi 6 ribu truk bantuan dari gudang-gudangnya di Mesir dan Yordania.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

WANSUS Ketua KPAI: Ledakan SMAN 72 dan Sinyal Perundungan hingga Kekerasan

20 Nov 2025, 06:30 WIBNews