Israel Ratakan Bangunan di Jenin, Ribuan Warga Palestina Mengungsi

- Militer Israel ledakkan 23 bangunan di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat
- Operasi militer merusak Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan memaksa warga Palestina mengungsi
- Kekerasan oleh tentara dan pemukim Israel meningkat drastis dalam beberapa waktu terakhir
Jakarta, IDN Times - Militer Israel melancarkan serangan di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, pada Minggu (2/2/2025). Serangan tersebut menghancurkan 23 bangunan di tiga kawasan pemukiman kamp pengungsi tersebut.
Pihak militer Israel mengklaim penghancuran bangunan bertujuan mencegah pembentukan infrastruktur teroris di wilayah tersebut. Sebelum penghancuran bangunan, pasukan Israel menewaskan seorang pria lansia Palestina berusia 73 tahun, Walid Lahlouh, di pintu masuk kamp pengungsi.
Serangan tersebut merusak beberapa bagian Rumah Sakit Pemerintah Jenin. Dilansir Al Jazeera, ledakan dahsyat terdengar di seluruh kota Jenin dan kamp pengungsi yang berdekatan.
Operasi militer Israel telah memaksa mayoritas warga Palestina meninggalkan kamp pengungsi Jenin. Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub, mengungkapkan 3.420 dari total 3.490 keluarga Palestina terpaksa mengungsi dari kamp tersebut.
1. Israel ratakan 100 bangunan di Jenin
Pasukan Israel telah meratakan sekitar 100 bangunan menggunakan buldoser di kawasan kamp pengungsi. Situasi ini memperburuk kondisi kemanusiaan warga Palestina yang tinggal di kamp tersebut.
Krisis air bersih melanda warga yang masih bertahan di wilayah tersebut. Dilansir Middle East Eye, kerusakan pipa air akibat serangan Israel menyebabkan 35 persen penduduk kota kehilangan akses terhadap air bersih. Rumah sakit di Jenin juga mengalami kekurangan air parah.
Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin, Wisam Baker, melaporkan beberapa bagian rumah sakit rusak akibat ledakan. Meski demikian, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam insiden tersebut.
"Israel telah membuat rumah-rumah kami rusak parah dan tidak bisa ditinggali. Mereka terus menghancurkan dan mengusir kami tanpa alasan yang jelas," ujar Ahmed Tobasi, salah satu warga di kamp pengungsi Jenin.
2. Israel perluas operasi di Jenin
Militer Israel telah memulai operasi di Jenin sejak 21 Januari 2024. Operasi tersebut telah menewaskan 25 warga Palestina di wilayah itu.
Pasukan Israel kini memperluas serangan ke lima desa di sekitar Jenin. Mereka menyebarkan selebaran berbahasa Arab yang menyatakan operasi bertujuan memberantas kriminal bersenjata dan kaki tangan Iran.
Pemerintah Israel menuding Iran berupaya mengirim senjata dan dana kepada kelompok bersenjata Palestina di Tepi Barat. Mereka juga memasang blokade serta pos pemeriksaan di berbagai titik wilayah tersebut.
"Kami telah diberitahu bahwa militer Israel berencana meledakkan lebih banyak blok pemukiman di kamp Jenin," kata Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rub, dikutip dari Anadolu Agency.
3. Kekerasan meningkat di seluruh Tepi Barat

Kekerasan di Tepi Barat melonjak tajam sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023. Data Kementerian Kesehatan Palestina mencatat sedikitnya 882 warga Palestina tewas akibat serangan tentara atau pemukim Israel.
Serangan Israel di kamp pengungsi Jenin dinilai lebih parah dari operasi militer pada 2002 saat intifada kedua. Kekerasan oleh tentara dan pemukim Israel meningkat drastis dalam beberapa waktu terakhir.
Pemukim Israel juga menyerang pemakaman di kota Silwan dan membakar masjid di desa Arab al-Mleihat. Serangan tersebut terjadi di bawah perlindungan pasukan keamanan Israel.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam eskalasi serangan militer Israel dan pemukim di Tepi Barat.
"Militer Israel telah memindahkan perangnya dari Gaza ke Tepi Barat, peristiwa di kamp Jenin mirip genosida yang terjadi di Gaza," kata Gubernur Jenin Abu al-Rub.