Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Netanyahu Temui Trump, Bahas Gaza dan Hubungan Israel-AS

Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berangkat ke Amerika Serikat (AS) pada Minggu (2/2/2025) untuk bertemu Presiden Donald Trump. Ia menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan Trump sejak kembali menjabat sebagai presiden.

Pertemuan ini berlangsung di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza serta ketegangan dengan Hizbollah di Lebanon. Sebelum berangkat, Netanyahu mengatakan bahwa pembicaraan dengan Trump akan membahas kemenangan atas Hamas, pembebasan sandera, dan ancaman Iran.

1. Netanyahu perkuat dukungan AS untuk Israel

Netanyahu menilai pertemuannya dengan Trump sebagai bukti eratnya hubungan antara Israel dan AS.

“Saya pikir ini adalah bukti kekuatan hubungan kami,” kata Netanyahu sebelum bertolak ke Washington.

Dilansir CNA, selama masa jabatannya yang pertama, Trump pernah menyebut Israel tidak pernah memiliki teman lebih baik di Gedung Putih. Sikap ini tetap bertahan setelah ia kembali berkuasa. Trump dengan cepat mengambil langkah yang menguntungkan Israel, seperti mencabut sanksi terhadap pemukim Israel dan menyetujui pengiriman senjata yang sebelumnya ditahan oleh pemerintahan Joe Biden.

Celine Touboul, analis dari Foundation for Economic Cooperation, mengatakan bahwa bagi Netanyahu, menjaga hubungan baik dengan Gedung Putih adalah strategi penting dalam menghadapi tekanan politik di dalam dan luar negeri.

2. Trump fokus pada stabilitas Timur Tengah

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Meski mendukung Israel, Trump memiliki agenda sendiri. Ia ingin memastikan Timur Tengah tetap stabil agar dapat fokus pada isu lain, seperti imigrasi di perbatasan AS dan perang Rusia-Ukraina.

Menurut Soufan Center, sebuah lembaga kajian berbasis di New York, pejabat pemerintahan Trump memperingatkan bahwa konflik berkepanjangan di Timur Tengah dapat menghambat fokus pemerintahan baru pada prioritas utamanya.

“Trump ingin menstabilkan kawasan terlebih dahulu dan membentuk koalisi anti-Iran dengan mitra strategisnya, termasuk Israel dan Arab Saudi,” ujar David Khalfa, peneliti dari Jean Jaures Foundation di Paris.

3. Netanyahu hadapi tekanan di dalam negeri

Bendera Israel (pexels.com/David Rado)

Selain membahas Gaza, keduanya kemungkinan akan mendiskusikan upaya normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Namun, Arab Saudi telah menghentikan pembicaraan sejak perang Gaza pecah dan bersikeras bahwa kesepakatan hanya bisa terjadi jika ada solusi bagi Palestina.

“Trump tidak memiliki tekanan pemilu, sedangkan Netanyahu menghadapi tekanan politik domestik yang besar,” kata Khalfa.

Di dalam negeri, Netanyahu menghadapi ancaman dari koalisi pemerintahannya. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengancam akan mundur jika perang di Gaza tidak dilanjutkan setelah gencatan senjata berakhir. Jika itu terjadi, Netanyahu bisa kehilangan dukungan mayoritas di parlemen.

“Jika Trump memintanya membuat konsesi untuk Palestina demi normalisasi dengan Saudi, Netanyahu harus memilih antara mempertahankan koalisinya atau memperkuat hubungan dengan AS,” ujar Touboul.

Sementara itu, negosiasi antara Israel dan Hamas terkait tahap kedua perjanjian gencatan senjata akan dimulai pekan ini. Jika berhasil, kesepakatan ini bisa membuka jalan bagi pembebasan sandera yang tersisa dan berpotensi mengakhiri perang di Gaza.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us