Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Serang Lebanon Selatan saat Gencatan Senjata, 5 Terluka 

Arsip - Pasukan IDF setelah pertempuran di Lebanon pada Agustus 2006. (commons.wikimedia.org/Israeli Defence Forces Spokesperson's Unit)

Jakarta, IDN Times – Israel melancarkan serangan udara di wilayah Lebanon Selatan pada Rabu (29/1/2025). Serangan dilancarkan di saat gencatan senjata telah disepakati dan diterapkan di daerah itu.

Peluru yang ditembakkan dari drone itu menghantam sebuah rumah. Tak ada laporan terkait korban meninggal dalam operasi tersebut.

“Lima orang terluka dalam serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan kota Majdal Selm di Lebanon selatan pada Rabu,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon, dilansir Al Arabiya.

Dilaporkan bahwa rumah itu telah dihancurkan dalam serangan udara Israel sebelumnya selama agresi di Lebanon. 

1. Serangan berulang di tengah gencatan senjata

Dilansir Anadolu Agency, serangan itu merupakan bagian dari pelanggaran berulang Israel terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon. Serangan itu juga berlangsung saat warga Lebanon mulai kembali kota-kota selatan.

Pada Selasa, serangan udara Israel melukai 36 orang di Nabatieh, sebuah kota besar di Lebanon selatan, menurut kementerian kesehatan. Militer Israel mengatakan telah menyerang kendaraan Hizbullah yang mengangkut senjata di tepi Nabatieh.

Israel melanjutkan pelanggarannya pada Rabu dengan melukai sembilan orang dan menangkap empat orang di Lebanon selatan. Sehingga jumlah pelanggaran gencatan senjata tercatata menjadi 806 kasus.

2. Ketegangan meningkat akibat penolakan keberadaan pasukan Israel di Selatan

Penduduk Lebanon dalam sebuah aksi protes (Unsplash/Christelle Hayek)

Ketegangan meningkat saat tentara Israel memutuskan memperpanjang masa penarikannya dari Lebanon Selatan. Dari kesepekatan terbaru, tentara Israel akan masih melakukan penarikan total hingga 18 Februari mendatang.

Keputusan ini melebihi batas waktu 60 hari yang ditetapkan pada gencatan senjata November. Hizbullah secara terbuka menilai bahwa perpanjangan waktu ini tak dapat diterima.

"Apa yang terjadi setelah periode penarikan Israel? Israel harus menarik diri karena 60 hari telah berakhir. Kami tidak menerima pembenaran apa pun untuk memperpanjangnya selama satu saat atau satu hari," kata Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, dalam pidato yang direkam di televisi, dilansir dari Reuters.

Sejak saat itu, otoritas kesehatan setempat melaporkan setidaknya 26 orang tewas dan 221 orang terluka akibat tembakan Israel sejak Minggu, ketika penduduk mencoba kembali ke desa mereka di Lebanon selatan.

3. Hizbullah siap melawan balik tindakan Israel

Pasukan Hizbullah berbaris di sebuah upacara. (commons.wikimedia.org/Khamenei.ir)

Setelah serangan terhadap Nabatieh, pejabat senior Hizbullah Mohammad Raad mengatakan bahwa rakyat Lebanon berhak untuk melawan serangan Israel. Menurutnya, perlawanan balik adalah hak yang suci dan sah.

Ia mengatakan hak ini harus dilaksanakan pada waktu dan tempat yang dianggap perlu untuk melindungi keamanan negara.

Pada Selasa, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mendesak Jenderal AS Jasper Jeffers untuk menekan Israel agar melaksanakan gencatan senjata menurut hukum internasional. Jeffers merupakan orang yang memimpin komite pemantau gencatan senjata.

Mikati juga berterima kasih kepada Palang Merah Internasional atas upayanya mengamankan pembebasan sembilan warga Lebanon yang telah ditahan oleh Israel pada Selasa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us