Israel Tambah Pasukan Militer untuk Serang Rafah

Jakarta, IDN Times - Israel berjanji bakal terus mengintensifkan serangan daratnya ke Rafah, Gaza, di mana mereka mulai mengirim pasukan tambahan di wilayah yang dihuni lebih dari 1 juta pengungsi Palestina tersebut.
“Pasukan tambahan bakal masuk ke Rafah dan operasi ini akan meningkat. Ratusan sasaran telah diserang dan pasukan kami terus bermanuver di daerah tersebut,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (17/5/2024).
Di sisi lain, Israel tak mempedulikan peringatan dari dunia internasional dengan risiko yang akan ditimbulkan jika mereka nekat terus menyerang Rafah, termasuk peringatan dari sekutunya, Amerika Serikat (AS).
1. Israel nilai pertempuran di Rafah sangat penting

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menegaskan bahwa pertempuran di Rafah ini sangat penting, mengingat mereka berupaya keras untuk menghancurkan Hamas.
“Pertempuran Rafah sangat penting, ini bukan saja hanya sisa batalion mereka di sana. Rafah adalah salah satu saluran oksigen bagi mereka untuk melarikan diri dan menambah amunisi,” ucap Netanyahu.
Akibat serangan Israel ke Rafah, banyak dari warga Palestina yang melarikan diri dari kota tersebut menuju wilayah pesisir Al-Mawasi yang telah dinyatakan Israel sebagai “zona kemanusiaan”. Tenda-tenda pengungsian baru juga dilaporkan mulai muncul di dekat Kota Khan Younis, selatan Gaza.
2. Jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan dari Israel terus bertambah. Per kemarin, jumlah korban tewas mencapai 35.091 orang.
“Lalu, 78.755 orang juga terluka. Angka ini termasuk korban dalam 24 jam terakhir yaitu 63 orang tewas dan 114 terluka karena ulah Israel,” sebut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.
“Banyak yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka,” lanjut pernyataan itu.
3. Israel tolak resolusi Majelis Umum PBB soal hak baru Palestina

Pemerintah Israel pada Rabu menolak resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan evaluasi ulang upaya Palestina untuk menjadi anggota PBB dan memberinya hak tambahan.
"Hari ini, Pemerintah menentang keputusan PBB pekan lalu untuk memajukan pengakuan negara Palestina," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
"Tidak ada yang akan menghalangi kami, menghalangi Israel, untuk mewujudkan hak dasar kami untuk membela diri - baik Majelis Umum PBB maupun badan lainnya. Kami akan berdiri bersama dengan kepala tegak untuk membela negara kami," tambah pernyataan itu.