Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Tarik Sebagian Diplomatnya dari UEA, Ada Apa?

Presiden Israel, Isaac Herzog (kiri), dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed (kanan). (Amos Ben Gershom / Government Press Office of Israel, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Presiden Israel, Isaac Herzog (kiri), dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed (kanan). (Amos Ben Gershom / Government Press Office of Israel, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Israel keluarkan peringatan perjalanan ke UEA.
  • NSC khawatir serangan balasan menyasar warga Israel.
  • Ada peningkatan kejahatan terhadap warga asing di UEA.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Israel memerintahkan evakuasi sebagian besar staf diplomatik dan keluarga mereka dari Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis (31/7/2025). Perintah itu muncul setelah Dewan Keamanan Nasional (NSC) memperketat peringatan perjalanan bagi warga Israel di UEA.

Perintah evakuasi pada Kamis mencakup staf dari Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi dan Konsulat Jenderal di Dubai. NSC memperingatkan terkait kemungkinan upaya untuk menargetkan warga Israel dan Yahudi di UEA, terutama di sekitar hari raya Yahudi dan Shabbat.

Sebelumnya, Israel dilaporkan telah menarik duta besarnya untuk UEA, Yossef Avraham Shelley. Penarikan dilakukan setelah negara Teluk itu menyatakan tidak lagi bersedia menerimanya karena perilaku tidak bermartabat di sebuah bar.

1. Israel keluarkan peringatan perjalanan ke UEA

Dilansir Al Jazeera, peringatan perjalanan NSC untuk UEA, yang berada di level 3, sangat menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak penting. Perintah itu mendesak warga negara Israel untuk mempertimbangkan kembali secara serius kunjungan ke negara Teluk tersebut.

"Kami menekankan peringatan perjalanan ini mengingat pemahaman kami bahwa organisasi teroris (Iran, Hamas, Hizbullah, dan Jihad Global) sedang meningkatkan upaya mereka untuk mencelakai Israel," bunyi pernyataan NSC.

NSC mendesak warga Israel di UEA untuk sangat waspada, menghindari mengenakan pakaian dengan tulisan Ibrani, simbol agama, atau apa pun yang berkaitan dengan Israel. Pihaknya meminta mereka menahan diri untuk menghadiri pertemuan umum atau mengunjungi lembaga Yahudi atau Israel.

2. NSC khawatir serangan balasan menyasar warga Israel

ilustrasi bendera Israel (unsplash.com/Stanislav Vdovin)
ilustrasi bendera Israel (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Pada 2020, UEA menjadi negara Arab ketiga yang menjalin hubungan resmi dengan Israel di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi AS. Komunitas Israel dan Yahudi di negara Teluk itu telah tumbuh lebih besar dan lebih terlihat dalam beberapa tahun sejak kesepakatan itu ditandatangani.

Dewan tersebut telah mengaitkan peringatannya dengan kekhawatiran akan serangan balasan, menyusul serangan Israel terhadap Iran pada Juni lalu, dan meningkatnya isolasi internasional atas serangan ke Gaza, yang digambarkan oleh banyak negara dan kelompok HAM sebagai genosida.

Pada Maret, UEA menjatuhkan hukuman mati kepada tiga orang atas pembunuhan seorang rabi Israel-Moldova. Kejahatan semacam itu jarang terjadi di negara Timur Tengah itu, yang sebagian besar dipandang sebagai salah satu tempat teraman di kawasan, mengutip Middle East Eye.

3. Tekanan terhadap Israel meningkat

ilustrasi bendera Palestina (Makbula Nassar, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
ilustrasi bendera Palestina (Makbula Nassar, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Tekanan internasional terhadap Israel atas invasinya ke Gaza semakin meningkat. Inggris, Prancis, dan Kanada pada pekan ini mengumumkan rencananya untuk mengakui negara Palestina pada sidang Majelis Umum PBB September mendatang.

Beberapa negara Timur Tengah juga bergabung dalam seruan untuk negara Palestina yang berdaulat dan merdeka.

Organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional, termasuk dua kelompok besar Israel, telah menyatakan bahwa negara Zionis itu melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) PBB juga telah mengutip bukti bahwa skenario terburuk kelaparan sedang terjadi di Gaza akibat blokade bantuan yang diberlakukan Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us