Slovenia, Negara Uni Eropa Pertama Larang Jual Beli Senjata Israel

- Bentuk desakan konkret ke NetanyahuSlovenia mengambil langkah konkret sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas agresinya di Gaza.
- Slovenia makin vokal bela PalestinaLangkah Slovenia bukan yang pertama, mereka juga telah menyatakan dua pejabat senior Israel sebagai persona non grata dan mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
- Tekanan internasional terus meningkatLangkah Slovenia terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel setelah krisis kemanusiaan di Gaza memburuk, termasuk rencana Prancis untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Jakarta, IDN Times - Slovenia menjadi negara anggota Uni Eropa (UE) pertama yang melarang impor, ekspor, dan transit senjata ke dan dari Israel. Langkah ini diambil sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas agresinya di Gaza.
Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob mengumumkan kebijakan tersebut secara langsung. Ia menyebut keputusan ini sebagai respons atas pelanggaran serius hukum internasional oleh Israel dan krisis kemanusiaan yang kian memburuk di Gaza.
“Rakyat Palestina sedang sekarat karena bantuan kemanusiaan secara sistematis ditolak kepada mereka,” ujar Golob, dikutip dari Anadolu, Jumat (1/8/2025).
1. Bentuk desakan konkret ke Netanyahu

Slovenia, negara kecil di Eropa dengan populasi 2,1 juta jiwa, telah beberapa kali mengambil langkah lebih dulu dibanding negara-negara UE lain dalam isu Palestina-Israel. Golob menekankan, tindakan ini adalah bentuk tanggung jawab moral negaranya.
“Sudah menjadi tugas setiap negara yang bertanggung jawab untuk bertindak, bahkan jika itu berarti harus melangkah lebih dulu sebelum yang lain,” katanya.
Golob juga mengkritik kurangnya kesepakatan di antara negara-negara UE terkait tindakan terhadap Israel. “Upaya kami untuk mendorong langkah bersama di tingkat UE gagal karena perpecahan dan ketidaksepakatan internal di Brussels,” ujarnya.
2. Slovenia makin vokal bela Palestina

Langkah Slovenia ini bukan yang pertama. Pada Juni lalu, Ljubljana menyatakan, dua pejabat senior Israel, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, sebagai persona non grata. Beberapa pekan kemudian, Belanda mengikuti langkah tersebut.
Pada Mei 2024, Slovenia juga mengakui Palestina sebagai negara merdeka, bersama dengan Spanyol, Irlandia, dan Norwegia. Gelombang pengakuan tersebut mendapat dukungan luas dari publik Eropa, meski memicu kecaman dari Israel dan pejabat di pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
3. Tekanan internasional terus meningkat

Langkah Slovenia terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel, terutama setelah krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Baru-baru ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan niatnya mengakui Palestina sebagai negara merdeka, yang juga memicu reaksi keras dari Tel Aviv dan Washington.
Dengan embargo senjata ini, Slovenia berharap dapat memicu tindakan serupa dari negara-negara UE lainnya untuk menghentikan kekerasan dan mendorong solusi damai yang adil di Timur Tengah.