Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Tolak Visa Masuk 20 Staf PBB

Tuntutan para warga Palestina untuk membebaskan para tahanan Palestina. (Twitter.com/PalPrisoners)

Jakarta, IDN Times - Israel menolak visa masuk sejumlah staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini cukup mengkhawatirkan karena dapat mempengaruhi bantuan kemanusiaan di Palestina.

Israel tak mengabulkan visa masuk untuk 20 staf PBB yang ditempatkan di Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan untuk Wilayah Kependudukan atau OCHA.

1. Menghambat bantuan ke Palestina

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan, keputusan Israel tersebut seara signifikan berdampak pada kemampuan komunitas untuk membantu warga Palestina.

“Dampak dari hal ini pada pekerjaan OCHA untuk merespons bantuan kemanusiaan untuk 2023 sudah mulai terasa,” kata Dujarric, dikutip dari Middle East Monitor, Senin (12/12/2022).

Disebutkan pula, menghalangi staf PBB untuk bekerja memberi bantuan adalah langkah membungkam kerja kelompok Hak Asasi Manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, halangan ini juga dialami oleh LSM Palestina.

2. Staf PBB di Palestina pernah diusir Israel

Anak Palestina menarik gerobak yang ditumpangi saudaranya saat mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.)

Pada Agustus 2022 lalu, eks Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Michelle Bachelet pernah mengecam Israel atas penolakannya untuk bekerja sama dengan PBB.

Bachelet mengungkapkan, pada 2020, Israel pernah mengusir 15 staf PBB yang berkantor di Palestina dengan tidak memperpanjang visa mereka.

“Perlakuan Israel terhadap staf kami adalah langkah mengkhawatirkan untuk memblokir akses HAM ke wilayah Palestina,” ujar Bachelet saat itu.

3. Tidak seimbang dalam melaporkan

Suasana bentrok antara Warga Palestina melawan kelompok ultranasionalis Israel yang didukung Kepolisian Israel, pada 15 Juni 2021. twitter.com/SuhaAlharere

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa pejabat OCHA melakukan pelaporan yang tidak seimbang. Salah satunya tidak mengkategorikan penyerangan dari Palestina ke warga Israel yang tewas.

“OCHA hanya menerima laporan tentang korban Palestina begitu saja dan menyalahkan Israel, termasuk dalam bentrokan antara pasukan IDF dan militan Palestina,” sebut pernyataan Kemlu Israel tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us