Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pilu, Ini yang Dilakukan Jacqueline Kennedy setelah Kematian Suaminya

Jacqueline Kennedy dan Jaksa Agung AS, Robert F Kennedy, sedang berjalan menjauh dari peti mati Presiden John F Kennedy di Pemakaman Nasional Arlington pada 25 November 1963. (commons.wikimedia.org/Abbie Rowe)

John F Kennedy (JFK) menjadi orang termuda yang terpilih sebagai Presiden AS pada 1960. Istrinya, Jacqueline Kennedy (lebih dikenal sebagai Jackie), juga merupakan Ibu Negara AS yang berbeda. Dia terkenal sangat elegan, penuh gaya, dan menawan.

Jackie mengenyam studi selama 1 tahun di universitas Prancis, Sorbonne, dan fasih berbahasa Prancis. Dia pun bekerja sebagai reporter dan fotografer setelah lulus kuliah. Dia dan John bertemu pada 1951 ketika John menjadi anggota kongres Massachusetts. Mereka menikah 2 tahun kemudian. Terlepas dari perselingkuhan JFK, Jackie sangat berdedikasi pada suaminya itu. Dia bahkan tidak mau meninggalkan suaminya dan memilih bersembunyi di bunker selama Krisis Rudal Kuba.

Pada 22 November 1963, John dan Jackie mengunjungi Dallas sebagai bagian dari kampanye pemilihannya kembali yang akan datang. Itu adalah penampilan publik pertama Jackie sejak bayi mereka yang baru lahir, Patrick, meninggal pada Agustus tahun itu. Pasangan itu mengendarai mobil bersama Gubernur John Connally dan istrinya, Nellie.

Sekitar pukul 12.30 waktu setempat, saat mereka berbelok ke jalan utama di Dealey Plaza, Lee Harvey Oswald menembak dan membunuh Kennedy dari Texas School Book Depository di seberang jalan. Connally juga terkena tembakan tersebut, tetapi berhasil selamat. Jackie menjadi janda paling terkenal di dunia pada saat itu. Meski dipuji karena ketegarannya di depan umum, secara pribadi dia merasa terpukul. Inilah yang dilakukan Jackie Kennedy setelah kematian suaminya, John F Kennedy.

1. Kehadiran Jackie Kennedy di pelantikan Lyndon Johnson dengan pakaian berlumuran darah

Presiden Lyndon B Johnson mengambil sumpah jabatan di atas pesawat Air Force One di Love Field di Dallas, Texas, setelah pembunuhan Presiden John F Kennedy. (commons.wikimedia.org/Cecil W. Stoughton)

Setelah terjadinya penembakan, John F Kennedy segera dibawa ke Rumah Sakit Parkland Memorial Dallas. Para dokter membawanya ke Ruang Trauma 1 dan mencoba melakukan kompresi dada. Jackie sendiri menolak untuk meminum obat penenang dan bersikeras ingin terus bersama suaminya. Sayangnya, JFK dinyatakan meninggal dunia tak lama kemudian. 

Saat seorang pendeta melaksanakan upacara terakhir JFK, Jackie menyelipkan cincin kawinnya ke jari tangan suaminya. Beberapa minggu kemudian, LIFE melaporkan bahwa asisten Presiden Kennedy, Kenny O'Donnell, mengambil cincin itu dan mengembalikannya kepada Jackie. Dia khawatir jika suatu hari nanti Jackie menginginkan kembali cincin itu.

Jenazah Kennedy dibawa ke pesawat Air Force One di Bandara Love Field di Dallas, tempat presiden baru, Lyndon Johnson, sedang menunggu. Johnson diminta kembali ke Washington, D.C. untuk dilantik secara resmi. Akan tetapi, dia menolak pergi jika Jackie dan jenazah John F Kennedy tidak ikut bersamanya.

Istri Johnson, Lady Bird Johnson, dengan lemah lembut bertanya kepada Jackie apakah Jackie ingin mengganti pakaiannya yang berlumuran darah. Jackie berkata tidak, "Saya ingin mereka melihat apa yang telah mereka lakukan terhadap Jack." Jackie pun berdiri di samping Lyndon Johnson dengan baju yang masih terdapat percikan darah suaminya saat Johnson dilantik menjadi Presiden AS yang baru di dalam pesawat. Dikutip Esquire, Kenny O'Donnell bertanya pada Jackie terkait pelantikan Johnson apakah Jackie yakin ingin menjadi saksi pelantikan Johnson, Jackie menjawab, "Saya rasa saya harus melakukannya. Setidaknya saya berutang banyak pada negara."

2. Jackie menyusun pemakaman JFK dengan teliti

Jenazah John F Kennedy terbaring di catafalque di Capitol Rotunda pada 24—25 November 1963. (commons.wikimedia.org/US Capitol)

Jackie ingin pemakaman suaminya diasosiasikan dengan Presiden Amerika yang pernah terbunuh: Abraham Lincoln. Kennedy pun disemayamkan di Rotunda Capitol pada 24 November di catafalque (podium untuk peti mayat) yang sama yang digunakan untuk jenazah Abraham Lincoln pada tahun 1865. Menurut situs Gedung Putih, 250 ribu orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.

Keesokan harinya, peti mati itu dibawa ke Gedung Putih. Jackie dan anak-anak berjalan di belakang caisson (sejenis kereta kuda) yang terdapat jenazah suaminya untuk menuju misa di Katedral St. Matthew. Perjalanan tersebut juga menghadirkan seekor kuda tanpa penunggang dengan sepatu bot kosong yang dihadapkan ke belakang di sanggurdi, sebagai simbol pemimpin militer yang hilang.

Setelah misa, jenazah Kennedy dipindahkan kembali ke caisson untuk perjalanan ke Pemakaman Arlington. Ada momen terkenal saat Jackie membungkuk untuk memberitahu putranya, John Jr, agar memberi hormat kepada ayahnya dan mengucapkan selamat tinggal. Momen ini pun diabadikan dalam sebuah foto yang sangat terkenal: John Jr memberi hormat pada peti mati ayahnya.

Agen Dinas Rahasia, Clint Hill, mengatakan kepada Town & Country bahwa Jackie dan Robert Francis Kennedy alias Bobby, adik laki-laki JFK, diam-diam mengunjungi makam itu lagi. Mereka melakukannya pada tengah malam. Jackie dan Bobby meletakkan karangan bunga di makam JFK.

3. Jackie Kennedy berusaha menghindari Gedung Putih

Seorang polisi di depan Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Yida Li)

Keluarga Lyndon Johnson tidak tega mengusir Jackie dari Gedung Putih. Dia pun masih berhubungan baik setelah Jackie pergi dari Gedung Putih. Namun, Jackie sendiri memang tidak mau tinggal di tempat yang bisa mengingatkannya dengan Kennedy.

Awalnya, Jackie membawa anak-anaknya ke Cape Cod, Massachusetts. Namun, mereka kembali pada 2 Desember dan pindah selamanya dari Gedung Putih pada 6 Desember ke sebuah rumah di Georgetown, Washington D.C., milik Wakil Menteri Luar Negeri, W Averell Harriman. Jaraknya hanya tiga blok dari rumah tempat dia dan Kennedy tinggal ketika Kennedy terpilih menjadi Presiden AS. Beberapa bulan kemudian, Jackie membeli sebuah rumah dan meminta dekoratornya mendesain kamar tidur anak-anaknya menyerupai kamar yang mereka tempati di Gedung Putih.

Meskipun banyak undangan dari Presiden Lyndon Johnson dan Hillary Clinton, Jackie tidak mau kembali ke Gedung Putih selama hampir sisa hidupnya. Dilansir The Washington Post, Jackie bahkan tidak mau melewati Gedung Putih dan meminta sopirnya untuk mengambil rute lain. Akan tetapi, dia kembali hanya sekali dalam kunjungan rahasia pada 1971 atas permintaan Presiden Richard Nixon. Tujuannya untuk melihat potret resmi dirinya dan Kennedy oleh Aaron Shikler dan melakukan tur dengan Ibu Negara Pat Nixon. Jackie kemudian menggambarkan perjalanan dengan mengatakan, "Salah satu hari paling berharga yang saya habiskan bersama anak-anak saya."

4. Jackie diwawancarai terkait mendiang suaminya

Sam Sapirie dan Jackie Kennedy di Oak Ridge, Tennessee. (commons.wikimedia.org/doe-oakridge/Ed Westcott)

Sehari setelah perayaan Thanksgiving 1963, Jackie bertemu Theodore H White, seorang sejarawan yang mempelajari Presiden Amerika, termasuk Kennedy. Mereka bertemu di perkebunan keluarga Kennedy di Cape Cod karena dia ingin memberikan wawancara untuk majalah LIFE terkait kematian JFK. The New York Post mengungkapkan bahwa Jackie menerima bayaran 30 ribu dolar AS per jam atau setara Rp478 juta.

Jackie memberi tahu White bahwa Kennedy menyukai seni klasik. Salah satu komedi musikal yang dia suka adalah Camelot. Menurut Jackie, kata-kata favorit Kennedy adalah, "Jangan sampai terlupakan. Suatu saat, ada tempat untuk satu momen cemerlang singkat yang dikenal sebagai Camelot." Dia menjelaskan, "Akan ada presiden-presiden hebat lagi, tapi tidak akan pernah ada Camelot lagi."

Wawancara ini diterbitkan pada 6 Desember, hari saat Jackie, Caroline, dan John Jr pindah dari Gedung Putih. Seperti yang diharapkan Jackie, Gedung Putih Kennedy digambarkan sebagai Camelot, yang berarti tempat orang-orang yang berpikiran mulia berkumpul untuk merencanakan skema yang akan membuat dunia menjadi lebih baik.

5. Jackie berterima kasih atas belasungkawa semua orang atas kematian suaminya

Jacqueline Kennedy meninggalkan Capitol bersama anak-anaknya, Caroline dan John Jr, serta saudara iparnya, Jaksa Agung Robert F Kennedy, saat pemakaman kenegaraan Presiden Kennedy. (commons.wikimedia.org/Abbie Rowe)

Setelah kematian Kennedy, Jackie dipuji atas ketabahan dan kesabarannya yang luar biasa. Lady Bird Johnson, misalnya, terkesan dengan ketenangan Jackie di bawah tekanan yang sangat besar dalam hidupnya. Dalam buku hariannya tertanggal 24 November, Lady Bird menulis bahwa, "Hanya martabat Nyonya Kennedy dan anggota keluarga yang mencegahnya menangis." Namun, Jackie justru tidak suka dengan pujian yang diterimanya.

Pada 14 Januari 1964, Jackie berpidato dan berterima kasih kepada 800 ribu orang atas ucapan belasungkawanya. Dia mengatakan bahwa kepedulian banyak oranglah yang membuatnya tegar. Jackie sendiri dibesarkan untuk selalu terlihat kuat di depan umum.

Namun, di balik layar, sebenarnya Jackie sangat hancur dan terguncang. Dia bahkan trauma jika dihadapkan dengan kerumunan orang karena mengingatkannya pada tragedi kematian suaminya di Dallas. Jackie sesungguhnya tidak sanggup menanggung beban kesedihan suatu negara ditambah lagi penderitaannya sendiri dan anak-anaknya.

6. Gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang diderita Jackie

Presiden Kennedy di dalam limusin di Dallas, Texas, beberapa menit sebelum pembunuhan. Ada juga Jackie Kennedy dan Gubernur Texas, John Connally, beserta istrinya, Nellie. (commons.wikimedia.org/Dallas Morning News/Walt Cisco)

Meskipun publik melihat Jackie sangat tegar dan bermartabat, secara pribadi dia mengalami depresi dan trauma yang mendalam. Berdasarkan kesaksian orang-orang yang mengenalnya, Vanity Fair menduga bahwa Jackie mungkin menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Bukan hanya keterkejutannya karena kehilangan Kennedy secara tiba-tiba, tapi juga karena Jackie berada beberapa sentimeter dari suaminya ketika suaminya terkena tembakan fatal itu. Seperti yang ditulis Lady Bird Johnson dalam buku hariannya, Jackie berlumuran darah ketika mereka bertemu di pesawat Air Force One. Di rumah sakit, kepala anestesiologi melihatnya memegang potongan kecil otak Kennedy.

Jackie menunjukkan tanda-tanda PTSD pada periode setelah pembunuhan tersebut. Dia kesulitan tidur, meminum alkohol, dan menghabiskan banyak waktunya sendiri di kamar. Jackie juga menghindari apa pun yang bisa mengingatkannya pada tragedi tersebut. Dia bahkan tidak tega melihat foto Kennedy di rumah. 

Hal sekecil apa pun, yang bisa mengingatkannya dengan Kennedy dan tragedi itu, bisa membuatnya menangis. Kita tidak akan pernah tahu persis apa yang dialami Jackie. Namun, di balik sikapnya yang terlihat anggun, terbukti bahwa ia menyembunyikan perjuangannya dalam menghadapi masalah mental.

7. Jackie Kennedy dan kedua anaknya memulai hidup normal dan tinggal di New York

Potret Jacqueline Kennedy dan anak-anaknya, John F Kennedy Jr dan Caroline Kennedy saat sedang berkuda. (commons.wikimedia.org/White House)

Beberapa bulan sebelum peringatan 1 tahun pembunuhan tersebut, Jackie memutuskan untuk meninggalkan Washington, D.C. menuju New York. Ia berharap bisa lepas dari perhatian publik yang terus mengikutinya di ibu kota politik negara. Pada musim gugur 1964, dia membeli sebuah apartemen di lantai 15 dari 17 lantai di 1040 Fifth Avenue, sebelah Central Park.

Setelah berlibur ke Pantai Yugoslavia pada Juli, pada September Jackie pindah ke Hotel Carlyle karena apartemennya sedang direnovasi. Rumah baru Jackie ini dilengkapi dengan 4 kamar tidur, 2 ruang ganti, perpustakaan, 3 kamar tidur untuk pelayan rumah tangga, ruang tamu, ruang makan, konservatori, ruang minum anggur, 5 kamar mandi, dan 2 teras.

Pada hari pertamanya di kota, Jackie mengajak Caroline dan John Jr mendayung di danau Central Park. Jackie mencoba untuk mengajak anak-anaknya lebih menikmati hidup sejak kematian ayah mereka. Pindah ke New York, Jackie sering kali berjalan mengelilingi kota, naik taksi, dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa dua agen Dinas Rahasia AS yang selalu mengikutinya.

8. Jackie dan Bobby saling peduli satu sama lain

Jacqueline Kennedy dan Jaksa Agung AS, Robert F Kennedy, sedang berjalan menjauh dari peti mati Presiden John F Kennedy di Pemakaman Nasional Arlington pada 25 November 1963. (commons.wikimedia.org/Abbie Rowe)

Satu-satunya orang yang mungkin sama terpukulnya dengan kematian John F Kennedy adalah adik ipar dan Jaksa Agung Robert F Kennedy alias Bobby. Jackie dan Bobby sama-sama merasa terpukul atas kematian JFK. Bersama-sama mereka memperkuat persahabatan yang memang sudah erat, bahkan sebelum jenazah Kennedy kembali ke Washington.

Saat pesawat Air Force One mendarat bersama Presiden Johnson yang baru dilantik dan mantan Ibu Negara Jackie Kennedy, Bobby berlari masuk ke dalam pesawat untuk mencari Jackie dan mengantar Jackie pergi. Mereka juga menjadi dua orang terakhir yang melihat John F Kennedy di peti matinya di Ruang Timur Gedung Putih. Jackie dan Bobby pun melakukan kunjungan pribadi ke makam JFK setelah pemakaman resmi.

Asisten pribadi Jackie, Kathy McKeon, mengatakan bahwa Bobby tinggal di dekat apartemen Jackie di New York dan sering berkunjung. Tentu saja ada rumor tentang kedekatan hubungan mereka. Ada pula yang menyatakan bahwa mereka berselingkuh. Apalagi, Bobby dikenal sebagai playboy dan melakukan KDRT dengan istrinya, Ethel.

Namun, kedekatan Jackie dengan Bobby kadang menjadi bumerang. Meskipun Jackie pindah ke New York untuk menghindari perhatian publik, keluarga Kennedy justru membujuk Jackie untuk mendukung kampanye Senat Bobby, yang akhirnya dimenangkannya. Ketika Bobby masih menjabat, dia dibunuh pada 1968. Jackie sangat terpukul dan berkata, "Cerita yang sama terulang lagi."

9. Jackie terlibat langsung dalam pembangunan Perpustakaan dan Museum Kepresidenan John F Kennedy

Perpustakaan dan Museum Kepresidenan John F Kennedy, Columbia Point, Boston, Massachusetts (commons.wikimedia.org/Larry D. Moore)

John F Kennedy sudah merencanakan membuat perpustakaan kepresidenan sejak 1961. Sebulan sebelum kematiannya, dia memutuskan untuk membangun perpustakaan itu di Cambridge, Massachusetts, dekat Universitas Harvard. Kurang dari sebulan setelah kematiannya, Jackie bergabung dengan anggota keluarganya untuk mendiskusikan detail perpustakaan, yang akhirnya dibangun di dekat Universitas Massachusetts Boston.

Saat berada di Gedung Putih, Jackie mengambil alih restorasi. Mengutip The Telegraph, dia mencari furnitur kuno asli, bekerja dengan desainer interior terkenal, dan mendirikan yayasan swasta untuk mendanai rencananya. Jackie melakukan tur Gedung Putih yang baru direnovasi pada hari Valentine 1962, yang ditayangkan di televisi. Dia pun mendapatkan penghargaan kehormatan dari Emmy Awards.

Pada 1964, Jackie memilih arsitek kelahiran Tiongkok, IM Pei. Jackie juga mengawasi pameran keluarga di Gedung Putih Kennedy dan terlibat dalam pembangunan perpustakaan. Perpustakaan tersebut akhirnya dibuka pada Oktober 1979.

10. Jackie kemungkinan memiliki hubungan asmara dengan arsitek yang bekerja sama dengannya

Jacqueline Kennedy diperlihatkan denah arsitektur Lafayette Square oleh John Carl Warnecke dan Administrator Badan Layanan Umum, Bernard Boutin. (commons.wikimedia.org/Robert LeRoy)

Jackie bersikeras agar api abadi dipasang di makam Kennedy di Pemakaman Nasional Arlington. Sementara api abadi sedang dibuat, beberapa hari setelahnya dia menghubungi arsitek John Carl Warnecke untuk mengerjakan tugu peringatan. Warnecke sebelumnya pernah mengerjakan restorasi Lafayette Square dan menghadiri pesta pribadi Jackie dan JFK.

Penulis Edward Klein mengeklaim bahwa beberapa bulan setelah pemakaman Kennedy, hubungan kerja antara Warnecke dan Jackie berubah menjadi hubungan romantis. Rupanya, satu-satunya orang yang mengetahui hal ini adalah Bobby Kennedy. Warnecke sendiri mengakui bahwa Bobby melarang dia melamar pekerjaan di Perpustakaan Kepresidenan Kennedy karena hal tersebut.

11. Jackie bersaksi kepada Komisi Warren tentang pembunuhan JFK

potret tim Komisi Warren (commons.wikimedia.org/John T. Bledsoe)

Satu minggu setelah kematian Kennedy, Presiden Lyndon Johnson menunjuk komisi khusus untuk mengungkap pembunuhan Presiden Kennedy. Namanya lebih dikenal sebagai Komisi Warren setelah ketuanya, Hakim Agung Earl Warren, ditunjuk untuk menyelidikinya. Menurut Arsip Nasional AS, jaksa mendengarkan keterangan dari 552 saksi, termasuk Jackie.

Pada 5 Juni 1964, Jackie diwawancarai di rumahnya di Washington, D.C. Kesaksiannya berlangsung 10 menit. Jackie mengatakan bahwa massa di Dallas sangat heboh. Pada  awal perjalanan, Kennedy turun dari mobil untuk berjabat tangan dengan sekelompok orang.

Saat terjadi penembakan pertama, Jackie berkata bahwa dia sedang melihat ke arah kiri, menjauh dari Kennedy, ketika peluru pertama mengenai suaminya. Hal itulah yang membuatnya menoleh ke JFK yang sedang memegangi kepalanya. Lalu, JFK jatuh ke pangkuannya. Jackie tidak ingat apa pun setelah itu. Dia juga berkata, "Saya pernah berpikir jika saya melihat ke kanan, saya mungkin akan melihat tembakan pertama mengenai dia. Lalu, saya bisa menariknya ke bawah dan tembakan kedua tidak akan mengenainya."

Komisi Warren menyimpulkan bahwa Lee Harvey Oswald adalah satu-satunya laki-laki bersenjata di tempat itu yang membunuh Kennedy. Namun, sebagian orang masih berpendapat ada hal-hal aneh yang tidak masuk akal dalam pembunuhan JFK. Akhirnya, pembunuhan ini masih menyisakan misteri, apalagi setelah Oswald dibunuh.

12. Wawancara Jackie Kennedy dalam sebuah rekaman rahasia

Presiden John F Kennedy bertemu dengan Asisten Khusus Presiden, Arthur M Schlesinger Jr. (kiri) di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington, D.C. (commons.wikimedia.org/Cecil W. Stoughton)

Jackie seolah-olah berusaha menghindari penyelidikan terkait detail pembunuhan Kennedy. Dia hanya mengizinkan satu orang untuk menulis wawancara resminya, yakni William Manchester. Manchester adalah seorang penulis yang belum pernah Jackie temui, tapi dia telah menulis buku yang sangat bagus tentang Kennedy.

Namun, pada 2 Maret 1964, Jackie berbicara lebih dari 8 jam lamanya dengan mantan ajudan dan sejarawan Kennedy, Arthur Schlesinger Jr, yang mewawancarai Jackie terkait Perpustakaan Kepresidenan Kennedy. Rekaman itu disegel selama 50 tahun. Namun, pada 2011, putri Jackie dan Kennedy, Caroline, memilih untuk menerbitkannya 3 tahun lebih awal. Dalam rekaman tersebut, Jackie selalu memuji mendiang suaminya. 

Kita tidak pernah tahu kesedihan mendalam di balik ketegaran seseorang menghadapi suatu masalah besar dalam hidupnya. Mungkin saja ada kepedihan dan perasaan yang menguras mental. Semua orang di dunia ini pernah merasakan ketidakadilan dalam hidup, tak peduli siapa dan dari mana mereka dilahirkan, tak terkecuali Jacqueline Kennedy.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us