Jelang Perundingan Damai, Israel Masih Bom Gaza Tanpa Henti

- Trump serukan penghentian pengeboman oleh Israel di Gaza
- Netanyahu tetap mempertahankan pasukan Israel di wilayah Gaza
- Para delegasi perdamaian Gaza akan bertemu di Mesir
Jakarta, IDN Times - Hamas mengkritik Israel atas serangan berkelanjutan di Jalur Gaza, menjelang perundingan yang direncanakan untuk membahas pembebasan sandera pada 6 Oktober mendatang. Kekhawatiran semakin meningkat bahwa kritik tersebut dapat berdampak buruk pada negosiasi.
Pihak berwenang di Gaza mengatakan pada Sabtu (4/10/2025) bahwa militer Israel telah melakukan lebih dari 93 serangan udara dan artileri yang menargetkan daerah padat penduduk di seluruh Jalur Gaza. Ini termasuk kota terbesar di kawasan itu, Gaza.
"Sebanyak 70 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, telah tewas. Eskalasi berdarah yang sedang berlangsung ini mengungkap kebohongan klaim pemerintah penjahat perang Netanyahu mengenai pengurangan operasi militer," kecam Hamas terhadap Israel, dikutip dari NHK News.
Genosida Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 67.139 orang dan melukai 169.583 orang sejak Oktober 2023.
1. Trump serukan penghentian pengeboman oleh Israel di Gaza

Dilaporkan, para pemimpin politik Israel telah memerintahkan militernya untuk menghentikan serangan di wilayah kantong tersebut untuk sementara waktu. Pihaknya juga mengklaim hanya melakukan operasi pertahanan setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengunggah di media sosial yang menyerukan 'Israel harus segera menghentikan pengeboman di Gaza'.
Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, mengatakan kepada wartawan pada Minggu (5/10/2025) bahwa meskipun sejumlah pengeboman telah berhenti di Jalur Gaza, tetapi belum ada gencatan senjata yang berlaku pada saat ini.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memberikan perintah untuk membalas tembakan demi tujuan defensif, jika ada ancaman terhadap nyawa mereka di medan perang di Gaza," kata Bedrosian, dikutip dari BBC.
2. Netanyahu tetap mempertahankan pasukan Israel di wilayah Gaza

Baru-baru ini, Netanyahu mengatakan bahwa ia berharap dapat mengumumkan kembalinya semua sandera dalam beberapa hari mendatang. Namun, ia menyerukan agar pasukan Israel untuk tetap berada di wilayah yang dikuasainya di Gaza.
"Pada tahap kedua, Hamas akan dilucuti senjatanya dan Jalur Gaza akan didemiliterisasi," ungkapnya.
Media Arab mengatakan Israel akan memberikan peta kepada negara-negara mediator, yang menunjukkan wilayah-wilayah yang akan ditinggalinya. Terkait pernyataan Netanyahu, Hamas belum menanggapi tuntutan dalam rencana pelucutan senjata tersebut.
3. Para delegasi perdamaian Gaza akan bertemu di Mesir

Delegasi Israel-Hamas dijadwalkan bertemu di Mesir pada 6 Oktober 2025. Delegasi Hamas yang dipimpin oleh kepala negosiator Khalil al-Hayya, salah satu target upaya pembunuhan Israel di Qatar bulan lalu, dijadwalkan tiba di Kairo pada Minggu malam.
Delegasi AS, Steve Witkoff, dan menantu Trump Jared Kushner juga akan turut hadir dan berkumpul di Mesir. Sementara, Qatar akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. Para delegasi akan membahas langkah-langkah menuju pembebasan sandera sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina di Israel dan penarikan militer di Gaza.
Langkah itu diambil setelah Hamas pada 3 Oktober 2025 setuju untuk membebaskan semua sandera Israel. Ini merupakan salah satu syarat dalam rencana perdamaian 20 poin yang diumumkan oleh Trump bulan lalu.
Pembicaraan tersebut diperkirakan menjadi salah satu yang paling penting sejak dimulainya perang dan dapat menjadi penentu apakah kesepakatan berakhirnya konflik dapat dicapai.