Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Akan Turunkan Kategori COVID-19 Menjadi Influenza per 8 Mei

Potret Shibuya Crossing di Tokyo, Jepang. (pixabay/uniquedesign52)
Potret Shibuya Crossing di Tokyo, Jepang. (pixabay/uniquedesign52)

Jakarta, IDN Times - Jepang akan menurunkan klasifikasi COVID-19 ke kategori yang sama dengan penyakit menular umum seperti influenza musiman. Kebijakan tersebut akan efektif pada 8 Mei 2023, dilansir Kyodo News pada Kamis (26/1/2023).

Pemerintah Jepang terakhir merevisi aturan pencegahan virus corona pada Mei tahun lalu.

1. Berdampak pada penggunaan masker di dalam ruangan

Rencana penurunan kategori COVID-19 ke kelas 5, dari yang saat ini kelas 2, akan melonggarkan tindakan pembatasan dan mengurangi biaya pengobatan. Meski begitu, pemerintah akan terus menanggung biaya pengobatan untuk infeksi tersebut dan biaya vaksinasi sebagai tindakan transisi.

Selain itu, pemerintah juga dapat mencabut aturan tentang penggunaan masker di dalam ruangan jika penurunan kategori virus tersebut resmi diberlakukan.

Saat ini, di Jepang penggunaan masker di luar ruangan bukan lagi diwajibkan, namun mayoritas warga Negeri Sakura masih menggunakannya di area publik.

2. Kasus COVID-19 mengalami tren penurunan

Ilustrasi virus COVID-19. (Unsplash.com/Martin Sanchez)
Ilustrasi virus COVID-19. (Unsplash.com/Martin Sanchez)

Pada Kamis, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang mengonfirmasi 5.061 kasus baru dan 25 kasus kematian karena COVID-19 di Tokyo. Penghitungan kasus harian pun turun menjadi 2.658 kasus dalam beberapa hari ini dari penurunan minggu ke minggu, NHK News melaporkan.

Lalu, untuk jumlah pasien sakit parah karena virus corona ada 34 orang, di mana mereka menggunakan ventilator atau mesin jantung-paru, ECMO.

Total nasional yang dikonfirmasi Kemenkes terkait COVID-19, yakni 59.885 kasus baru dan 410 kasus kematian pada Kamis.

3. Tentang vaksin di Jepang

Ilustrasi suntikan dan vaksin COVID-19. (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Ilustrasi suntikan dan vaksin COVID-19. (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Di hari yang sama, para ahli di panel Kemenkes melakukan pertemuan untuk mendorong pemerintah agar melanjutkan program vaksinasi COVID-19 gratis di Jepang.

Suntikan yang diberikan saat ini merupakan vaksin bivalen, yang mencakup komponen varian omicron dan strain sebelumnya. Pemberian vaksin tersebut akan berlaku hingga akhir Maret ini. Namun, para ahli dalam panel itu menyerukan agar vaksin bivalen yang ada saat ini harus terus tersedia setelah Maret. Hal ini dikarenakan tidak ada kepastian kapan virus tersebut akan bermutasi.

Mereka juga mengimbau agar orang-orang yang dalam kategori lanjut usia, orang berisiko tinggi sakit parah, serta pekerja medis menjadi kelompok yang diprioritaskan untuk mendapatkan penguat tambahan atau vaksin booster.

Untuk mereka yang masuk kategori anak-anak dan umum yang telah menerima vaksinasi pertama, diharuskan mendapatkan vaksin kedua bahkan vaksin booster mulai April.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us