Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jerman Janjikan Ukraina Bantuan Militer Rp10 Triliun

ilustrasi (Unsplash.com/Marek Studzinski)
ilustrasi (Unsplash.com/Marek Studzinski)

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, melakukan kunjungan mendadak ke Kiev, ibu kota Ukraina pada Senin (2/12/2024). Dia kemudian menjanjikan bantuan militer senilai 680 juta dolar AS (sekitar Rp10,8 triliun).

Janji itu dilontarkan di tengah pertanyaan tentang bantuan masa depan Barat untuk Ukraina yang tidak menentu. Sebabnya, Amerika Serikat (AS) sebagai donatur utama akan mengalami pergantian kepemimpinan pada Januari dan Donald Trump yang terpilih telah berjanji akan mengakhiri perang Ukraina-Rusia.

Di Ukraina, Scholz mengatakan bahwa Kiev dapat mengandalkan Berlin. Kunjungan itu juga bermaksud untuk memperkuat komitmen tersebut.

1. Ukraina dapat mengandalkan Jerman

Di tengah upaya Ukraina mempertahankan wilayahnya dari gempuran pasukan Rusia, Scholz menjanjikan bantuan militer kepada negara tersebut. 

Dilansir dari Al Jazeera, ini merupakan kunjungan kedua Scholz sejak invasi Moskow hampir tiga tahun lalu. Dia mengatakan bahwa bantuan militer dari Jerman akan dikirim bulan ini. 

"Saya ingin memperjelas di sini bahwa Jerman akan tetap menjadi pendukung terkuat Ukraina di Eropa. Ukraina dapat mengandalkan Jerman, kami mengatakan apa yang kami lakukan. Dan kami melakukan apa yang kami katakan," kata Scholz.

2. Sikap hati-hati Scholz dalam membantu Ukraina

Scholz akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk pengiriman bantuan militer. Jerman merupakan pemasok senjata terbesar kedua untuk Ukraina setelah AS.

Dilansir Associated Press, sejauh ini Scholz telah bertindak hati-hati dalam membantu Ukraina. Scholz juga enggan mengirim rudal jelajah jarak jauh Taurus demi mencegah eskalasi.

Mengenai pernyataan Zelenskyy yang meminta dipercepat menjadi anggota NATO, Scholz juga bersikap hati-hati. Dia telah menekankan pentingnya menemukan jalan menuju perdamaian antara Ukraina dengan Rusia.

3. Scholz hadapi situasi politik tak menentu di dalam negeri

ilustrasi bendera Jerman (Unsplash.com/Viva Zhang)
ilustrasi bendera Jerman (Unsplash.com/Viva Zhang)

Baru-baru ini, Zelenskyy telah mengkritik Scholz karena melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia menyebut Scholz membuka Kotak Pandora dan melemahkan isolasi internasional terhadap Putin.

Dilansir dari The Guardian, Scholz sendiri sedang menghadapi situasi politik yang sulit di dalam negeri. Dia menghadapi mosi tidak percaya dalam waktu dua minggu dan berharap bisa terpilih kembali dalam pemilu Februari tahun depan.

Di Jerman, isu perang telah menjadi agenda utama dan diperkirakan memainkan peran besar dalam pemilu. Banyak politisi yang ingin Berlin berhenti mengirim senjata ke Ukraina, tapi banyak politisi yang mendesak Scholz agar berbuat lebih banyak untuk Kiev.

Scholz telah berusaha menampilkan diri sebagai Kanselir perdamaian dan membantah memanfaatkan konflik Ukraina untuk kepentingan politiknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us