Jet Inggris Cegat Pesawat Rusia Dekat Wilayah Udara NATO

- Dua jet Typhoon RAF dicegat pesawat Rusia Ilyushin Il-20M dan pesawat tak dikenal dekat wilayah udara NATO.
- Inggris melakukan operasi intersepsi pertama sejak kehadiran pasukan di kawasan tersebut, sebagai bagian dari kontribusi dalam misi penjagaan wilayah udara NATO.
- Inggris mengaitkan operasi ini dengan komitmen meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2,5 persen dari PDB serta kolaborasi dengan Swedia sebagai anggota terbaru aliansi.
Jakarta, IDN Times – Dua pesawat militer Rusia dicegat jet tempur Inggris di dekat wilayah udara NATO dalam dua insiden berbeda pekan lalu. Dua jet Typhoon milik RAF dikerahkan dari Pangkalan Udara Malbork di Polandia untuk mencegat pesawat intelijen Ilyushin Il-20M “Coot-A” pada 15 April 2025 dan satu pesawat tak dikenal pada 17 April 2025.
Kementerian Pertahanan Inggris menyebut ini sebagai operasi intersepsi pertama sejak kehadiran pasukan di kawasan tersebut. Intersepsi ini dilakukan sebagai bagian dari kontribusi Inggris dalam misi penjagaan wilayah udara NATO yang disebut Operasi Chessman.
Jet-jet tempur itu beroperasi bersama pesawat militer Swedia sebagai anggota terbaru aliansi. Pemerintah Inggris mengaitkan operasi ini dengan komitmen Perdana Menteri Keir Starmer untuk menaikkan anggaran pertahanan menjadi 2,5 persen dari PDB.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris Luke Pollard menyatakan tekad negaranya untuk melindungi sekutu.
“Dengan meningkatnya agresi Rusia dan ancaman keamanan, kami mengambil langkah untuk meyakinkan sekutu, mencegah musuh, dan melindungi keamanan nasional melalui Rencana Perubahan kami,” kata Pollard, dikutip dari The Guardian, Senin (21/4/2025).
1. Inggris kirim enam jet Typhoon dan ratusan personel ke Polandia
Pengiriman jet tempur ke Polandia merupakan bagian dari penempatan terbaru Inggris untuk memperkuat perbatasan timur NATO. Enam jet Typhoon dan hampir 200 personel dari 140 Expeditionary Air Wing ditugaskan untuk mendukung operasi udara bersama. Pesawat-pesawat ini datang dari Pangkalan Udara RAF Lossiemouth di Skotlandia, yang selama ini menjadi markas utama pasukan siaga cepat Inggris.
Jet-jet tempur RAF juga bekerja berdampingan dengan pesawat tempur Gripen milik Swedia. Ini adalah pertama kalinya Swedia mengirimkan pesawat tempurnya untuk membantu pengawasan udara sekutu sejak resmi bergabung dengan NATO pada 2024. Pemerintah Inggris menyebut kolaborasi ini sebagai “tonggak penting” dalam integrasi NATO.
Langkah ini mengikuti kehadiran pasukan Inggris di Rumania dan Islandia tahun lalu. Pada April 2024, enam Typhoon dan lebih dari 200 personel ditugaskan ke Rumania. Empat jet F-35B juga dikerahkan ke Islandia pada Agustus untuk mengamankan wilayah udara di utara Eropa.
2. RAF aktif terlibat dalam misi intersepsi selama beberapa tahun terakhir
Dalam beberapa tahun terakhir, RAF tercatat aktif terlibat dalam berbagai operasi intersepsi terhadap pesawat asing. Pada 2023, dua Typhoon dari RAF Lossiemouth menghadang pesawat pengebom Bear-F Rusia di atas Laut Utara, meskipun pesawat itu tidak sampai melanggar wilayah udara Inggris. Insiden tersebut menjadi bagian dari pengawasan rutin terhadap zona sensitif yang disebut sebagai area of interest.
Data Kementerian Pertahanan Inggris menunjukkan bahwa selama periode itu, RAF telah mencegat sekitar 50 pesawat Rusia, dengan 21 insiden terjadi hanya dalam 21 hari. Selain pesawat militer, unit siaga cepat RAF juga pernah menghadang pesawat sipil, termasuk Boeing 777-300 pada Oktober 2024 setelah menerima laporan ancaman bom.
Semua operasi ini dilaksanakan dalam kerangka quick reaction alert, sistem kesiapsiagaan yang terus dijalankan RAF sejak era Perang Dingin. Sistem ini memungkinkan pasukan Inggris bereaksi dalam hitungan menit terhadap potensi ancaman udara.
3. Inggris pertegas peran sentralnya di jantung strategi NATO

Selain pengamanan udara, Inggris juga memainkan peran penting dalam koordinasi dukungan internasional untuk Ukraina, yang dipandang sebagai bagian dari pertahanan menyeluruh Eropa.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan John Healey memimpin pertemuan kelompok kontak pertahanan Ukraina di Brussel. Dalam forum tersebut, lebih dari 50 negara sepakat menyumbang total 21 miliar poundsterling (sekitar Rp403 triliun) untuk memperkuat kemampuan Ukraina. Pemerintah Inggris menyebut forum ini sebagai penegasan kepemimpinan mereka di lini depan pertahanan NATO.