JPMorgan Bakal Kirim Emas Senilai Rp65,2 Triliun ke AS

Jakarta, IDN Times – Bank investasi terbesar dunia, JPMorgan Chase & Co., akan mengirim emas batangan senilai lebih dari 4 miliar dolar AS (sekitar Rp65,2 triliun) ke New York bulan ini. Pengiriman ini dilakukan menjelang kebijakan tarif baru yang direncanakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Emas yang dikirim JPMorgan mencapai 30 juta troy ons, dengan tujuan memenuhi kontrak perdagangan berjangka yang akan berakhir Februari 2025.
Dilansir Bloomberg, menurut data bursa sejak 1994, ini merupakan salah satu pengiriman emas terbesar yang pernah tercatat.
1. Harga emas melonjak, perdagangan logam mulia bergeser

Dilansir The Guardian, harga emas dunia meningkat tajam hingga mencapai 2.813 dolar AS (sekitar Rp45,8 juta) per ons. Kenaikan ini dipicu ketidakpastian global akibat kebijakan tarif yang berpotensi mengganggu perdagangan internasional.
Selain emas, harga perak juga terdampak. Beberapa pedagang bahkan mulai mengirim perak menggunakan pesawat, sesuatu yang jarang terjadi karena biaya pengirimannya biasanya tidak sebanding dengan nilainya.
2. Trump siapkan tarif baru

Trump berencana menerapkan tarif 25 persen pada produk dari Meksiko dan Kanada, serta 10 persen pada barang dari China. Kebijakan ini berpotensi mengganggu hampir setengah dari total impor AS.
Selain itu, AS juga akan mengenakan tarif tambahan pada berbagai barang, termasuk chip komputer, farmasi, baja, aluminium, tembaga, minyak, dan gas mulai pertengahan Februari 2025. Trump menyebut kebijakan ini akan memperkuat perekonomian AS, meskipun banyak pihak khawatir akan dampaknya terhadap inflasi dan rantai pasokan global.
3. Bank dan pemerintah bereaksi terhadap kebijakan tarif

JPMorgan bukan satu-satunya bank yang mengajukan pengiriman emas dalam jumlah besar. Deutsche Bank, Morgan Stanley, dan Goldman Sachs juga mengajukan pemberitahuan serupa ke bursa perdagangan berjangka di AS.
Di sisi lain, Kanada dan Meksiko telah menyiapkan langkah balasan jika tarif ini benar-benar diberlakukan. Sementara itu, berbagai sektor industri di AS, termasuk otomotif dan energi, melobi pemerintah agar mendapat pengecualian dari kebijakan ini.
4. Pengiriman emas dan dampak jangka panjang

Lonjakan pengiriman emas mencerminkan kekhawatiran global terhadap perubahan kebijakan perdagangan AS. Jika tarif ini diterapkan, para analis memperkirakan dampak jangka panjang terhadap inflasi dan stabilitas ekonomi dunia.
Meskipun Trump mengklaim tarif ini akan menguntungkan AS, banyak pelaku pasar bersiap menghadapi kemungkinan ketidakstabilan ekonomi yang lebih besar.